BPBD Catat 1.115 Bencana di Bali Sepanjang 2019, Paling Banyak Terjadi di Karangasem

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali membersihkan material longsor, Rabu (1/1/2020) sore. BPBD Catat 1.115 Bencana di Bali Sepanjang 2019, Paling Banyak Terjadi di Karangasem

BPBD Catat 1.115 Bencana di Bali Sepanjang 2019, Paling Banyak Terjadi di Karangasem

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sepanjang tahun 2019 Bali tercatat mengalami 1.115 bencana alam, yaitu gempa bumi 19 kejadian, kebakaran 264 kejadian, banjir 14 kejadian, tanah longsor 75 kejadian, puting beliung 20 kejadian, dan gunung meletus 25 kejadian.

Selain itu pohon tumbang 620 kejadian, bangunan roboh 18 kejadian, orang hilang 6 kejadian, orang tenggelam 10 kejadian, penemuan mayat 12 kejadian, dan bencana lainnya sebanyak 32 kejadian.

“Kalau Bali awal tahun kemarin sampai akhir tahun 2019, jumlah kejadian bencana sebanyak 1.115,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar, Bali, Jumat (3/1/2020).

Berdasarkan jumlah kejadian, paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem dengan 274 kali kejadian dan disusul Badung 243 kejadian, Gianyar 168 kejadian dan Klungkung 115 kejadian.

Selain keempat kabupaten tersebut, wilayah lain di Bali relatif lebih kecil intensitas kejadiannya.

Bekerja dengan Pintar, Simak 5 Tips Berikut agar Karir Lebih Moncer di 2020

Jangan Bongkar Sendiri, Berikut Langkah-Langkah Menyelamatkan Ponsel yang Terendam Air

Kota Denpasar misalnya, mengalami 92 bencana, Kabupaten Tabanan 67 kejadian, Buleleng 63 kejadian, Jembrana 62 kejadian, dan Bangli 31 kejadian.

Rentin menuturkan, data bencana tersebut ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan kategori Undang-Undang.

Bencana, kata dia, menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, tidak sama dengan pemahaman masyarakat pada umumnya.

Misalnya pohon tumbang yang seringkali dikategorikan sebagai bencana oleh masyarakat.

Padahal, kata dia, pohon tumbang tidak bisa disebut sebagai bencana.

Akan tetapi, saat terjadi pohon tumbang, masyarakat sering menginformasikan kepada BPBD.

Jika merunut Undang-Undang tersebut, beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai bencana adalah banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem dan penyebaran penyakit yang luas, seperti flu burung dan sebagainya.

Dari Banjir Hingga Longsor, Sepanjang Tahun 2019 Bali Dihantam Berbagai Bencana Hidrometeorologi

Persib Bandung Rekrut Victor Igbonefo, Victor : Saya Tidak Sabar Jumpa Bobotoh

“Tapi data tersebut masuk ke kami semua, jadi apa yang bisa bantu ke masyarakat yaitu 1.115 kejadian ini. Dari gempa bumi hingga orang tenggelam. Kalau orang tenggelam kan memang bukan ranah kami, tapi ikut bersinergi di sana,” jelasnya.

Sejauh ini di Bali ada tiga bencana paling rentan terjadi, yakni hidrometeorologi, vulkanologi dan geologi.

Bencana hidrometeorologi, di antaranya seperti banjir dan tanah longsor, geologi yaitu gempa bumi dan tsunami, serta vulkanologi dapat berupa letusan gunung berapi.

Dari tiga jenis bencana ini, yang paling dominan terjadi yakni hidrometeorologi seperti yang terjadi tahun 2019.

Bencana hidrometeorologi lebih banyak ketimbang bencana lainnya, yaitu mencapai angka 81 persen.

Sedangkan 19 persen sisanya masuk kategori vulkanologi dan geologi.

“Jadi kalau dilihat memang aktivitas gunung api agak tinggi, sedangkan kejadian geologi seperti gempa banyak kejadian, tapi berada di bawah 5 skala richter,” tuturnya.

(*)

Berita Terkini