PT KAI kini sudah mendapatkan persetujuan prinsip dari Gubernur Bali untuk menyusun FS yang akan diajukan kembali untuk usulan trase.
“Kemungkinan PT KAI merencanakan bekerjasama dengan China Railway Rollingstock Corporations (CRRC, sebagai penyedia teknologi). Tapi Mereka belum merampungkan konsorsium karena menunggu FS selesai,” terangnya.
Risiko Biaya
Pembangunan LRT ini nantinya akan ada yang dibangun di atas maupun di bawah tanah.
Bagi daerah-daerah yang pembebasan lahannya cukup sulit, seperti daerah Kuta, maka akan dibangun di bawah tanah, begitu pun sebaliknya.
Hanya saja, kata Samsi, pada bagian pembangunan LRT di bawah tanah maka resiko biaya konstruksinya lebih mahal.
Saat ini biaya investasi untuk pembangunan awal LRT sekitar Rp 5 triliun.
Sementara jika secara keseluruhan pembangunannya berada di bawah tanah maka biaya konstruksinya diperkirakan lebih dari Rp 30 triliun.
“Jadi bisa sampai mungkin sekitar Rp 30an triliun itu kalau semuanya di bawah tanah. Tapi kan tidak semuanya di bawah tanah. Jadi ada sebagian nanti yang di atas tanah,” jelas mantan Kepala Bidang Fasilitasi Pengadaan Tanah Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini. (*)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNBALI
Langganan berita pilihan tribun-bali.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/TribunBaliTerkini