Waspada Virus Corona yang Mematikan, Ini 4 Penyebab Meletusnya Wabah Penyakit di Seluruh Dunia

Penulis: Widyartha Suryawan
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Beberapa tahun terakhir, banyak penyakit dengan nama asing bermunculan yang menghantui kehidupan manusia di seluruh dunia. Terbaru adalah kemunculan wabah virus Corona yang semula ditemukan di China dan kini meluas ke sejumlah Negara.

TRIBUN-BALI.COM - Beberapa tahun terakhir, banyak penyakit dengan nama asing bermunculan yang menghantui kehidupan manusia di seluruh dunia.

Terbaru adalah kemunculan wabah Virus Corona yang semula ditemukan di China dan kini meluas ke sejumlah Negara.

Penyakit mematikan ini bahkan mengharuskan pemerintah China mengambil kebijakan untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas pariwisata domestik dan internasional akibat wabah Virus Corona per Senin (27/1/2020).

Sebelum wabah Virus Corona, kita juga dihebohkan dengan sejumlah penyakit berbahaya lainnya seperti MERS, H1N1, flu babi, chikungunya, Zika.

Kemunculan penyakit-penyakit itu seolah mengindikasikan virus lain dengan nama aneh sepertinya tengah mengancam manusia di seluruh dunia.

Dilansir dari laman Vox, para peneliti yang memetakan munculnya penyakit menular dari tahun 1980 hingga 2010 dalam jurnal The Royal Society (2014) menemukan bahwa wabah memang meningkat beberapa dekade terakhir.

Banyak patogen yang memicu wabah mematikan bukanlah hal baru.

Para peneliti telah mengetahui tentang Zika sejak 1940-an dan Ebola sejak 1970-an.

Beberapa dari virus ini telah berevolusi dengan manusia selama ratusan atau ribuan tahun.

Tetapi virus, bakteri, dan jamur sekarang dapat menyebar ke seluruh dunia dengan efektivitas dan kecepatan yang lebih besar daripada sebelumnya.

Dan ketika mereka tiba-tiba muncul di tempat-tempat baru, mereka menangkap dokter dan menyerang sistem kekebalan manusia tubuh manusia jika lengah.

Dalam sebuah artikel di Fox dijelaskan setidaknya terdapat empat alasan mengapa wabah penyakit mudah menyebar di seluruh dunia:

1. Banyaknya perjalanan, perdagangan, dan konektivitas
Di era keterbukaan seperti sekarang, dimana seolah tidak ada sekat antara bangsa yang satu dengan bangsa lainnya, kontak antara manusia, flora dan fauna dari berbagai belahan dunia menjadi intens.

Mereka saling terhubung satu sama lain.

Munculnya aktivitas pelayaran di tahun 1300-an telah membantu menyebarkan wabah mematikan di seluruh dunia melalui populasi tikus yang dibawa di atas kapal.

Dan kemudian perdagangan budak dari abad ke 16 dan 17 memperkenalkan Aedes aegypti - jenis nyamuk yang saat ini menyebarkan virus seperti Zika, demam kuning, dan demam berdarah - ke Amerika dari Afrika Barat.

Kini setiap orang dapat melakukan perjalanan cukup ke mana saja di dunia dalam sehari.

Dan tidak seperti wabah yang menyebar di seluruh Eropa pada tahun 1300-an, seorang pelancong sekarang dapat membawa virus flu burung mematikan dari Cina ke Eropa dalam waktu 24 jam.

2. Urbanisasi
Secara global, pertumbuhan populasi yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Perang Dunia II berarti bahwa tidak hanya lebih banyak orang yang tinggal di kota daripada sebelumnya, tetapi populasi juga meledak ke daerah-daerah yang dulunya hanya dihuni oleh hewan lain.

Setiap kali manusia berinteraksi dengan hewan, ada kemungkinan bahwa patogen dapat membuat lompatan melintasi spesies dan membuat mereka sakit.

Saat ini sekitar tiga perempat dari penyakit menular baru yang muncul disebarkan ke manusia oleh hewan.

Seperti yang ditulis sejarawan Yuval Harari dalam sejarah panjangnya tentang umat manusia, Sapiens: "Sebagian besar penyakit menular yang melanda masyarakat pertanian dan industri (seperti cacar, campak, dan TBC) berasal dari hewan peliharaan dan dipindahkan ke manusia hanya setelah Revolusi Pertanian. "

3. Kemiskinan Meluas, Wabah Bermunculan
Ketika virus baru menyerang sistem kesehatan, mereka memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan membunuh orang.

Epidemi Ebola 2014-2015 adalah salah-satu contohnya.

Setiap orang Amerika yang terinfeksi Ebola selama periode itu selamat. Hal yang sama tidak berlaku untuk Afrika Barat yang terkena dampak, dimana 11.000 di antaranya meninggal.

Perbedaan mencolok dalam hasil berkaitan dengan uang dan akses ke perawatan kesehatan: Pasien dengan Ebola dapat dijaga tetap hidup melalui tindakan kesehatan yang benar dan perawatan rumah sakit 24 jam.

4. Iklim Menghangat, Picu Lebih Banyak Wabah Penyakit
Para ahli mengatakan, faktor lingkungan seperti perubahan iklim perilaku pribadi kita.

Zika, Dengue, dan chikungunya semuanya disebarkan oleh nyamuk Aedes.

Dan salah satu alasan para peneliti berpikir Aedes mungkin mencapai tempat-tempat baru - dan lebih banyak orang - akhir-akhir ini adalah perubahan iklim.

Flu burung, kolera, hingga penyakit Lyme - para peneliti percaya semua menjadi lebih buruk karena perubahan iklim. (*)

Berita Terkini