Wabah Babi Mati Mendadak, Harga Babi di Jembrana Masih Stabil Rp 27 Ribu Per Kilogram
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Dengan adanya kasus kematian babi di beberapa daerah, beberapa peternak menjual babi dengan harga cukup rendah.
Atas hal ini, Jembrana bersikeras tetap menjual babi di pasaran dengan harga stabil di angka Rp 27 ribu per kilogram.
Hal itu ditegaskan Kepala Bidang Keswan Kesmavet Kabupaten Jembrana, I Wayan Widarsa.
Widarsa mengaku, Jembrana sejauh ini terhindar dari wabah penyakit yang terjadi di tiga daerah yakni Tabanan, Badung dan Denpasar.
• BREAKING NEWS Kematian Babi di Bali Positif Terkena ASF, Diduga Tertular dari Makanan Sisa Hotel
• Dinas Pertanian Denpasar Imbau Peternak Babi Tak Tambah Bibit Baru, 45 Ekor Babi Mati
Karena wabah itu pula lah, banyak peternak yang menjual babi di bawah harga pasar.
Pihaknya pun mengimbau peternak Jembrana tidak mengikuti apa yang dilakukan peternak di daerah terkena wabah tersebut.
"Kami tekankan supaya tidak ikut menjual babi dengan harga rendah. Dan astungkara informasi dari peternak dan jagal, harga babi di Jembrana Rp 27 ribu atau Rp 28 ribu per kilogram per berat badan hidup," ucap Widarsa, Rabu (5/2/2020).
Widarsa mengaku, stabilnya harga babi itu memangkarena komitmen para peternak, jagal dan penjual.
• Harga Babi di Bali Anjlok, Peternak Tak Menyangka Babinya Yang 3 Hari Bengong Tiba-Tiba Mati
• Babi Mati di Badung Tercatat 564 Ekor, Peternak Made Sudiarta Kini Pilih Kerja di Proyek
Semua elemen dalam rantai jual-beli juga berkomitmen mencegah penyakit itu masuk.
Apalagi menjelang Galungan 19 Februari 2020 mendatang.
Maka pihaknya terus menyosialisasikan dan tidak terpengaruh harga di luar Gumi Makepung.
"Nanti dua hari menjelang, kami juga akan mendata berapa jumlah babi sehat yang akan dipotong, dan apakah ada babi tidak sehat. Biasanya dua hari menjelang Galungan," bebernya.
(*).