Babi Mati di Badung Tercatat 564 Ekor, Peternak Made Sudiarta Kini Pilih Kerja di Proyek
Para peternak babi di Gumi Keris tidak mau memelihara babi lagi sebelum adanya vaksin untuk mengantisipasi wabah yang melanda babi saat ini.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Menjelang perayaan hari raya Galungan, wabah babi mati terus menjalar di Kabupaten Badung.
Para peternak babi di Gumi Keris tidak mau memelihara babi lagi sebelum adanya vaksin untuk mengantisipasi wabah yang melanda babi saat ini.
Pihak dinas setempat pun belum memberikan kepastian secara pasti terkait solusi atau penyakit yang menimpa peternak babi tersebut.
Padahal di Kabupaten Badung sudah tercatat sebanyak 564 ekor mati hingga 31 Januari 2020.
Para peternak pun terpaksa alih profesi lantaran tidak berani ambil risiko untuk melakukan ternak kembali.
• Sedang Tak Semangat? Coba Ini untuk Perbaiki Suasana Hati, Termasuk Berpikir Semua Orang Terhubung
• Kontribusi Imbal Jasa Lingkungan Saru Gremeng, PDAM Bangli Tahun Ini Belum Anggarkan Water Meter
• 426 Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Terdapat 27 Negara yang Positif Corona
Salah satu Peternak Babi dari Banjar Semana, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Made Sudiarta pun mengaku terpaksa kembali bekerja di proyek di Ubud.
Pria yang memelihara 25 indukan babi itu pun mengaku tidak bisa melanjutkan usahanya sebagai peternak babi dengan waktu cepat, lantaran wabah tersebut belum ada solusinya.
“Sementara saya terpaksa di proyek ini, di Ubud, Gianyar. Bagaimana men, belum ada solusi masak hasil labnya tidak dikeluarkan,” jelasnya Rabu (4/2/2020).
• Virus Corona Masih Merebak, Apakah Aman Membeli Produk China di Online Shop ?, Begini Kata Kemenkes
• Swastika dan Tim Kembangkan 3D Printer di Bali, Bisa Cetak Patung Hingga Cetakan Kue
• Kecelakaan di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk, Alfi Meninggal Dunia, Diduga Ngebut dan Tak Waspada
Lebih lanjut ia berharap agar pemerintah setempat cepat menangani wabah tersebut.
Pasalnya sudah sampai satu bulan wabah tersebut belum ada solusi dan terkesan sampai berlarut-larut.
“Kalau sampai berlarut, seperti saya yang mata pencahariannya pada peternak babi kan susah. Bahkan setidaknya 60 persen penghasilan saya dari ternak babi,” jelasnya sembari mengatakan itu pun permainan uang di Bank, kalau mangkrak gini kan saya tidak bisa bayar dan risikonya sangat tinggi.
• Upacara Perabuan Aipda Made Arya Digelar Sebelum Diaben, Korban Sering Jadi Teknisi Kapal
• Kecelakaan di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk, Alfi Meninggal Dunia, Diduga Ngebut dan Tak Waspada
• Rumah Warga di Denpasar Ini Dimasuki Ular Berbisa, Putu Purna Ungkap Bukan Kejadian Pertama Kalinya
Ia pun mengaku akan beternak babi kembali jika solusi sudah didapat oleh pemerintah.
Pemerintah pun harus cepat dalam mengambil tindakan.
“Pasti kalau ada obat, vaksin, saya pasti akan jadi peternak kembali. Kalau tidak begitu apa saya gunakan bayar hutang,” pungkasnya.
• Kartu ATM Anda Hilang ? Jangan Panik, Begini Langkah-langkah Untuk Mengurusnya
• Bawang Putih dan Cabe Besar Naik Hingga 50 Persen, Disprindag Karangasem Menggelar Sidak
Dikonfirmasi terpisah Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama belum bisa berbuat banyak terkait wabah kematian babi tersebut.