TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Musibah banjir bandang menimpa wilayah Banjar Hulun Danu, Desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali, ternyata juga menyebabkan kerusakan infrastruktur di tempat lain.
Seperti ruas jalan Dusun Kayupadi, Desa Songan menuju Pinggan. Ruas jalan sepanjang 2 kilometer itu mengalami kerusakan di sejumlah sisi.
Hal ini dibenarkan Kadus Kayupadi I Komang Brata, Senin (10/2/2020).
Pihaknya mengungkapkan ruas jalan tersebut sejatinya baru selesai dihotmix pada akhir tahun 2019.
• Duduk Perkara Duel Emak-emak di Warung Made S Klungkung, Polisi Gelar Rekonstruksi
• Nadeo Argawinata Tak Akan Biarkan Gawangnya Kebobolan
• Ini yang Akan Dilakukan Sandiaga Uno Kepada Andre Rosiade Terkait Penggerebekan PSK Online
Namun dengan musibah alam yang terjadi, lapisan aspal tersebut terkelupas hingga 50 meter.
“Kemungkinan karena volume air yang datang dari atas terlalu besar, sehingga tidak bisa tertampung pada saluran. Inilah yang menyebabkan kerusakan,” katanya.
Brata menyebut kerusakan ruas jalan itu sudah mendapat tanggapan dari pihak rekanan penggarap, dengan melakukan pengecekan.
Pihak rekanan pun juga sudah membawa bahan untuk upaya servis.
Hanya saja, perbaikan diakui belum bisa dilakukan sebab menunggu kondisi cuaca disekitar membaik.
“Cuaca disekitar setiap hari masih terus hujan. Karenanya pihak rekanan sementara menunda dulu daripada pekerjaannya mubazir,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PUPR Perkim Bangli, I Made Soma mengaku hingga kini pihaknya masih melakukan pendataan kerusakan fasilitas umum.
Khusunya yang menjadi kewenangan Pemda Bangli.
Disisi lain, Soma menilai sebagai langkah antisipasi kedepan, diperlukan pembuatan saluran pembuangan air.
“Dulu sudah sempat direncanakan pembuatan saluran, dengan pembuangan ke Danau Batur. Namun dengan adanya rencana pak bupati, maka perlu dibicarakan kembali,” katanya.
Sementara itu, memasuki hari keempat pasca musibah banjir bandang, sejumlah akses yang tertutup endapan lumpur telah berhasil dibersihkan oleh tim gabungan.
Kepala Pelaksana BPBD Bangli, I Ketut Gde Wiredana menyebut progress pembersihan pada fasilitas umum berupa akses jalan nasional, saat ini telah mencapai 80 persen.
“Jika cuaca sekitar mendukung, hari ini (kemarin) ditarget selesai. Sehingga pengguna jalan bisa melintas kembali secara normal,” ujarnya.
Tak hanya fasilitas jalan, pembersihan material lumpur pada fasilitas umum lainnya juga sudah selesai.
Seperti di TK Prawidya Dharma Songan.
Upaya pembersihan dikerjakan secara gotong royong oleh tim gabungan, dan hari ini oleh warga sekolah dilaksanakan bersih-bersih dilantai ruangan.
“Mulai besok (Selasa 11/2/2020) pelaksanaan proses belajar mengajar sudah bisa dilaksanakan kembali. Selain itu, pembersihan di halanan Pura Penetengan Banjar Hulun Danu Songan juga sudah 100 persen bersih dari lumpur,” ucapnya.
Ia menambahkan hingga kini pembersihan masih dilakukan dengan menyasar fasilitas pribadi milik warga, baik secara manual maupun dengan bantuan alat berat.
Sesuai pendataan, lanjut Wiredana, terdapat 41 KK pemukiman warga yang terdampak lumpur dan tanah.
“Selain sektor pemukiman, beberapa sektor lain juga masih dilakukan pendataan. Seperti infrastruktur jalan. Adapun sektor lainnya berupa 8 unit mobil dan 20 unit sepeda motor mengalami kerusakan. Sedangkan dari sektor pertanian, diketahui sekitar 177 hektare lahan berupa tanaman hortikultura terdampak. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun mengenai jumlah kerugian materil, saat ini masih dilakukan pendataan,” tandasnya. (*)