Sponsored Content

I Made Gianyar Tegaskan di Bangli Tidak Ada Penyakit ASF

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Bangli, I Made Gianyar ketika melakukan pemotongan babi dalam kampanye babi aman dikonsumsi. Jumat (14/2/2020)

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Pemerintah kabupaten Bangli menggelar makan babi guling bersama dengan sejumlah kepala OPD terkait, Jumat (14/2/2020).

Kegiatan ini sebagai langkah mengampanyekan babi di wilayah Bangli, Bali aman untuk dikonsumsi.

Bupati Bangli, I Made Gianyar mengungkapkan kampanye yang dilakukan adalah untuk menyikapi isu merebaknya African Swine Fiver (ASF).

Dalam hal ini, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah.

Antisipasi Virus Corona, RSD Mangusada Siapkan Tiga Ruang Isolasi

Erick Thohir Harapkan Pelabuhan Benoa Jadi Homeport Cruise

Ramalan Zodiak Cinta 15 Februari 2020, Scorpio Cobalah Perbaiki Situasi, Aries Hilangkan Keraguan

Diantaranya menguji kebenaran informasi yang tengah berkembang.

“Setelah dikaji, dibuatkan surat edaran Bupati. Yang pertama untuk meluruskan informasi, bahwa di Kabupaten Bangli tidak ada penyakit ASF maupun penyakit babi lainnya,” ujarnya.

Karena sebaran ASF tidak sampai ke wilayah Kabupaten Bangli, Gianyar menyarankan bagi para peternak agar tetap memelihara babinya.

Tidak perlu ikut resah hingga menjual babinya dengan harga murah.

“Karenanya tetap perlu dikoordinasikan melalui dinas PKP,” imbuhnya,

Selain untuk memberikan jaminan tidak ada penyakit, pihaknya juga membuat surat edaran bupati tentang tata kelola budidaya babi yang baik dan benar.

Ia menyebutkan upaya ini untuk mengantisipasi masuknya berbagai penyakit babi.

“Harus ada SOP sesuai tata kelola peternakan. Mulai dari sanitasi yang baik, serta penyemprotan disinfektan secara rutin,” ungkapnya.

Gianyar juga menyarankan pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli untuk membuat satgas khusus.

Satgas ini beranggotakan dokter hewan baik yang telah menjadi pegawai di Kabuapten Bangli, maupun yang belum diangkat.

“Apabila babi ini sehat, maka ekonomi masyarakat Bangli juga akan meningkat,” ujarnya.

Walaupun ada jaminan aman dikonsumsi, Bupati asal Desa Bunutin, Kintamani menegaskan agar masyarakat tetap waspada ketika menyembelih babi.

Bilamana daging potong memiliki perbedaan warna, pihaknya menyarankan agar masyarakat segera melapor kepada pihak dinas.

“Karena tidak tertutup kemungkinan, walau dalam keadaan sehat pun, dari sekian ribu ekor babi pasti ada yang terkena penyakit,” tandasnya.

Kadis PKP Bangli I Wayan Sarma mengungkapkan pada tahun 2019 total populasi babi di Kabupaten Bangli mencapai 59 ribu ekor.

Dengan isu ASF yang tengah berkembang, pihaknya mengimbau pada masyarakat agar tidak menambah populasi untuk sementara waktu.

“Terutama menambah populasi dari luar kabupaten. Kalau semisal dari tetangganya yang masih satu desa, kenapa tidak,” ungkapnya. (*)

Berita Terkini