Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI, DENPASAR – Sejumlah pemerintah daerah telah memutuskan untuk meniadakan kegiatan Car Free Day (Hari bebas kendaraan bermotor) yang biasa dimanfaatkan warga untuk berkumpul dan beraktivitas, seperti halnya, Solo dan Surabaya.
Namun belum untuk Pemerintah Provinsi Bali, hingga saat ini belum ada keputusan untuk meniadakan event CFD yang mengundang keramaian di masyarakat, padahal badan kesehatan dunia (WHO) telah mengkategorikan virus ini sebagai pandemi global.
Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah menghindari temat-tempat pusat keramaian, di mana CFD ditujukan sebagai tempat sarana pusat aktivitas warga, baik berolahraga, bersantai hingga berdagang.
• Cegah Meluasnya Wabah Covid-19, Pemprov Bali Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Dua Lokasi
• Selain Friendship Goals, Hal Ini Jadi Alasan Drama Korea Itaewon Class Wajib Ditonton
• Juara E-Sport LAzone Bali Nantikan Kompetisi Lanjutan
Dampak ini kemudian dialami oleh sejumlah pedagang di Car Free Day Renon, Denpasar, Bali, Minggu (15/3/2020).
Kondisinya jauh berbeda dari minggu-minggu sebelumnya.
Di mana pengunjung menurun signifikan, hal itupun dirasakan oleh sejumlah pedagang asongan dan makanan.
Diduga imbas dari kekhawatiran masyarakat terhadap Virus Corona yang semakin merajalela di Indonesia, data terakhir menyebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi positif terkena Covid-19.
Per 15 Maret 2020 Kementerian Kesehatan mencatat 96 orang terinfeksi virus ini, dinyatakan sembuh 8 orang, negatif 1.109 orang dan 5 orang meninggal dunia, salah satunya seorang WN Asing di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
• Antisipasi Corona, Pemkot Denpasar Minta Sekolah Tak Melakukan Study Tour ke Luar Daerah
• Punya Tekanan Darah Tinggi ? Cobalah Kebiasaan Sehat Ini, Bisa Menurunkan Tekanan Darah
• Duka Intan RJ Kehilangan Suami Tercinta, Sempat Koma dan Punya Riwayat Infeksi Paru-paru
“Sepi sekaliii iniii, nggak bisa beli beras dan sayur,” jerit salah seorang pedagang asongan berinisial A yang tak ingin disebutkan namanya (49)
Ia mengaku berdagang sejak pukul 06.00 WITA hingga CFD tutup baru laku 4 botol minuman, berbeda dari hari Minggu sebelumnya yang laku keras terkadang sampai habis dagangannya.
Padahal hasil dagangannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
“Ini dari pagi cuma 4 botol, sepi banget ini kita dagang semua bengong,” ucapnya.
Hal yang sama dirasakan oleh pedagang lumpia, Ibu Jro (40) yang merasakan penurunan omzet hingga 50 persen lebih.
• Sekda Provinsi Bali Bantah Hal Ini, Dewa Made Indra : Pemprov Bali Belum Memutuskan Seperti Itu
• Pejabat China Lontarkan Tudingan Mungkin Saja Militer Amerika yang Bawa Virus Corona ke Wuhan
“Biasanya juga sampai habis, ini dadi baru 5 bungkus laku, masih banyak tuh dilihat,” kata dia.
Sontak, deretan para pedagang itu berbincang soal Virus Corona, mereka menduga sepinya pengunjung CFD minggu ini imbas kekhawatiran terhadap virus tersebut.
“Ya mungkin karena corona itu,” katanya
Pedagang lain, Pak Nanang (50) juga merasakan hal serupa, biasanya ia menyediakan belasan botol untuk pengunjung yang kehausan setelah berolahraga dan melepas dahaga membeli minuman di tempatnya, namun kondisi berbeda ia rasakan minggu ini.
“Biasanya 15 botol habis, ini baru 5 botol,” terang dia.
Begitu pula pedangang lumpia lainnya, Dewa (50) merasakan dampak yang sama dengan Ibu Jro sesama pedangan lumpia.
“Ini bukan sepi lagi, tapi sangat sepi sekali ini mas, turun 50 persen lebih ini,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengaku akan menggunakan car free day sebagai ajang sosialisasi besar-besaran terkait Corona.
"Car free day masih dikaji dan di sana kita akan gunakan untuk sosialisasi besar di sana. Semakin banyak sosliaslisai, maka semakin banyak yang aware," katanya.
Bahkan dirinya mengaku sempat membaca bahwa di negara-negara besar yang bisa mengatasi corona ini menggunakan sosialisasi yang masif.
"Saya lihat, baca di negara-negara yang dapat atasi masalah ini, mereka masif sosialisasi. Pas ada tempat rame lakukan sosialisasi seperti car free day dan mudah-mudahan kita bisa untuk melakukan hal itu," katanya.
Para pedagang yang merasakan dampak sepinya pengunjung tersebut juga mengaku sama sekali tidak mendengar adanya sosialisasi tentang Virus Corona pada CFD pagi ini.
Pantauan Tribun Bali, terdapat perilaku warga yang tidak mencerminkan pola hidup bersih dan sehat, seperti dengan meludah di sembarang tempat, padahal salah satu sumber penyebaran virus berasal dari droplet atau tetesan carian tubuh penderita, seperti air liur saat batuk dan bersin, tetesan kecil-kecil air liur yang keluar bisa saja terkena orang lain, virus berpotensi masuk ke tubuh. (*)