Dari pengonsumsian sebanyak lebih kurang 600 gram per orang sehari pada tahun 1900, kini turun menjadi 80 gram.
Meski begitu, roti tetap menjadi bagian dari budaya Perancis. Bahkan sampai ke politiknya juga merupakan kebanggan dan ciri khas budaya mereka.
“Negara kemakmuran pertama kali digambarkan di Perancis sebagai sebuah negara yang dapat memberi jaminan kepada masyarakat akan rotinya,” kata Kaplan yang kini tinggal di Inggris.
“Toko roti selalu menjadi sebuah layanan publik yang semu,” tambahnya, mencatat bahwa saat Perang Dunia I dan II, roti menjadi sesuatu yang penting di Perancis.
Bahkan Kaplan menyebutkan dalam krisis terburuk, toko roti harus buka layaknya kantor pemadam kebakaran, apotek, dan rumah sakit.
Presiden National Confederation of Bakeries and Pastry Shops, Dominique Anract, mengatakan bahwa industri toko roti mempekerjakan 180.000 orag di Perancis.
“Roti adalah makanan. Namun roti juga merupakan sebuah hubungan sosial antarmanusia," ucap Anract.
"Beberapa orang memiliki kebiasaan untuk datang ke toko roti setiap hari untuk berbincang."
“Roti juga merupakan makanan pokok yang bisa meyakinkan masyarakat meski dengan adanya globalisasi, kebiasaan telah berubah,” kata Anract.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Lockdown Diumumkan, Warga Perancis Pilih Borong Roti Baguette Ketimbang Tisu Toilet