Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melakukan pendataan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang paling terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Bali, I Wayan Mardiana mengatakan, sampai saat ini datanya kurang lebih baru ada sebanyak 15 ribu UMKM di seluruh kabupaten dan kota di Bali.
"Kita juga masih menunggu data dari kabupaten/kota," kata Mardiana saat ditemui Tribun Bali di ruang kerjanya, Senin (6/4/2020).
Menurutnya, pelaku UMKM yang paling terdampak pandemi Covid-19 ini yakni yang bergerak di sektor informal seperti pedagang di pasar seni.
• Asisten Pelatih Bali United Eko Purdjianto Rutin Latihan Bersama Anaknya di Rumah
• Badung Siap Sukseskan Grand Strategi Nasional Penanggulangan Covid-19
• Satuan Reskrim Polres Jembrana Bagikan Masker Gratis, Sasar Pedagang Pasar
"Pasar seni kan sudah ditutup, karena tidak ada tamu mereka tidak berpenghasilan, sehingga penghasilan harian mereka kan tidak ada," katanya.
Dengan tidak adanya penghasilan, pelaku UMKM yang menggunakan dana pinjaman dari perbankan akan merasa berat.
Guna meringankan beban pelaku UMKM ini, menurut Mardiana, saat ini sudah ada semacam penangguhan pembayar hutang bagi UMKM yang menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan.
Di samping itu, Mardiana menuturkan, Kementerian Koperasi dan UKM juga akan melakukan berbagai langkah strategis untuk penanggulangan Covid-19 ini untuk koperasi dan UMKM.
"Harapan kami Kementerian Koperasi dan UKM mau memberikan penangguhan bayar hutang terhadap lembaga penyaluran dana bergulir (LPDP) kepada koperasi-koperasi itu," harapnya.
Menurutnya, Kementerian Koperasi dan UKM yang mempunyai dana tersebut bisa memberikannya kepada koperasi untuk membantu kinerja dari koperasi itu sendiri. (*)