Corona di Bali

Pariwisata Mati Akibat Corona, Wayan Yasa Banting Setir Jual Durian

Penulis: Adrian Amurwonegoro
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wayan Putra Yasa (39) berjualan durian di Jalan Imam Bonjol depan Setra Badung, Denpasar, Bali, Rabu (22/4/2020). Pariwisata Mati Akibat Corona, Wayan Yasa Banting Setir Jual Durian

Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Wayan Putra Yasa, driver pariwisata di Bali terdampak virus Corona dan memutuskan berjualan durian.

Sejak 10 hari lalu, ia menekuni pekerjaan baru ini bersama sang adik.

Ia berjualan menggunakan mobil pick up di Jalan Imam Bonjol, depan Setra Badung, Denpasar, Bali.

Pria berusia 39 tahun itu membuka lapak duriannya mulai pukul 11.00 Wita hingga 19.00 Wita.

Ide berjualan durian ini ia dapatkan setelah sering berjalan-jalan mengemudikan mobil membawa tamu, setelah melihat durian ia menilai banyak masyarakat yang doyan, sehingga hal ini ia jadikan sebagai peluang usaha.

Ia bergabung dengan Bali Honest Driver sekira tahun 2017, setelah bekerja di Kapal Pesiar sebagai Dry Cleaning selama tujuh tahun sejak tahun 2010 lalu.

Sebelum itu, ia juga pernah bekerja sebagai salesmen perusahaan susu.

Penghasilannya bisa dikatakan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, istri dan 2 anak, serta cicilan mobilnya.

Menjadi driver pariwisata ia bisa meraup pendapatan rata-rata Rp 550 ribu per hari, sedangkan saat berlayar di kapal pesiar ia memperoleh gaji 1.400 US Dollar per bulan.

Namun setelah masuknya wabah virus corona di Indonesia, khususnya Bali, awal Maret 2020 lalu, pemasukannya mulai seret, akhirnya Wayan memutuskan banting setir berjualan durian.

Durian yang ia jual dibanderol Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu untuk ukuran besar, harga ini ia sesuaikan dengan situasi ekonomi yang serba sulit akibat pandemi ini.

“Saya berjualan sudah 10 hari, bekerjasama dengan adik, modal dan mobil yang sediakan adik, nanti keuntungan dibagi dua. Kondisi seperti ini harus dilakukan daripada menganggur,” katanya djumpai Tribun Bali di tempat ia berjualan, Rabu (22/4/2020).

Durian yang ia jual ia ambil dari Gianyar dan Bangli, setiap mengambil dari petani atau tengkulak durian, ia membawa 187 buah durian dengan modal sekitar Rp 1,6 juta.

“Saya ambil 187 buah, tapi kadang tidak semuanya bagus, ada yang rusak, kurang selera pelanggan, nanti dikembalikan separuh harga,” jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini