TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – I Gusti Putu Budiartha (38) akhirnya mempersunting kekasihnya Siska Utami (27) ke pelaminan, Kamis (23/4/2020).
Lantaran perkawinan dilakukan dalam situasi covid-19, pernikahan yang berlangsung di Banjar Tatiapi Kelod, Desa Pejeng Kawan, Tampaksiring ini, relatif sederhana, tanpa kehadiran kerabat dan teman.
Di lokasi upacara, orang yang terlibat tidak lebih dari 25 orang yang ikut menyaksikan upacara pernikahan.
Bahkan di depan rumah pengantin pecalang dan bhabinkamtibmas berjaga untuk menghimbau agar tetap masyarakat menerapkan physical distancing.
• BNI Kanwil Denpasar Gelar Program “BNI Berbagi” Tanggap Darurat Covid-19, Tempat Ini yang Disasar
• Hadapi Dampak Corona, Garuda Indonesia Tekan Biaya Operasional Hingga Tutup Rute Tak Menguntungkan
• Ibu Hamil 7 Bulan Dinyatakan Positif Covid-19 di Denpasar
Semua keluarga mempelai juga memakai masker dalam menyaksikan upacara pernikahan.
Acara pernikahan yang biasanya sarat akan makanan prasmanan juga tidak nampak dalam acara tersebut.
Semua makanan tersaji dalam bentuk nasi kotak, hal tersebut dilakukan demi menghindari desakan saat mengambil makanan.
Gusti Budiartha mengatakan, pernikahannya ini sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
Pihaknya tidak menyangka bahwa kondisinya seperti saat ini, dimana masyarakat diimbau tidak melakukan keramaian.
Supaya tidak melanggar aturan pemerintah, pihaknya pun hanya melakukan pernikahan sederhana tanpa mengundang kerabat dan teman-temannya.
“Kami tidak pernah memiliki pikiran bahwa situasi akan seperti ini. Tapi apa boleh buat, pernikahan harus dilakukan. Tapi untuk mentaati aturan pemerintah, kami tidak mengundang banyak orang,” ujarnya.
Sebelum melangsungkan pernikahan, Rah Artha sapaannya, mengaku telah meminta masukan ke berbagai pihak termasuk Kelian Adat Banjar Tatiapi Kelod.
“Sebelumnya saya meminta masukan dari berbagai pihak dan saya sepakat untuk tidak melibatkan krama banjar dalam mempersiapkan hari pernikahan demi pencegahan penularan Covid-19,” imbuhnya.
Kata dia, dalam mempersiapkan upacara pernikahan pun, pihaknya tidak mengajak tetangga maupun warga sekitar.
Mengingat upacara telah disiapkannya sejak lama, orang tuanya telah mencicil pembuatan sarana upakara sejak dulu.
Dalam melangsungkan pernikahannya, kata dia, hanya dihadiri keluarga tanpa ada resepsi ataupun undangan ke teman dan kerabat.
“Sesuai aturan saya tidak mengundang teman atau kerabat, hanya keluarga dalam satu rumah saja dan orangtua istri serta disaksikan pengurus banjar,” paparnya. (*)