TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Sejak pandemi virus corona atau covid-19 ini, Eno yang tinggal di kawasan Canggu, Badung, Bali sudah tak lagi bisa berjualan bakso dan siomay
Dua bisnisnya itu bangkrut.
Ia pun memilih kembali ke kampung halaman karena tak lagi bisa bayar kontrakan di Bali.
"Saya tidak mudik, saya pulang kampung. Lebih baik pulang saja," kata pria asal Solo, Jawa Tengah ini saat diwawancara Tribun Bali di kawasan Terminal Mengwi, Senin (27/4/2020).
• Dua Bus Angkut 60 Orang Penumpang ke Jawa Diizinkan Tinggalkan Denpasar Karena Alasan Pulang Kampung
Eno mengaku sudah membeli tiket bus sebesar Rp 320 ribu.
Karena usahanya bangkrut, penghasilan pun sudah tidak ada lagi.
Kata Eno, apa yang ia dapat saat ini tak sebanding dengan pengeluaran di Bali.
Di kawasan ruang tunggu keberangkatan bus di Terminal Mengwi, Eno duduk menunggu bus.
Karena bus yang akan ia tumpangi tak diizinkan masuk ke dalam terminal, ia menuju ke luar terminal untuk mencari bus tersebut.
Pasca turunnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang tentang Pengendalian Transportasi Selama Mudik Idul Fitri dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Virus Corona (Covid 19), seluruh bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP) tak diizinkan masuk ke areal Terminal Mengwi.
Alhasil, bus kucing-kucingan menaikkan penumpang di luar Terminal Mengwi.
Pantauan Tribun Bali, ada dua bus AKAP yang parkir di kawasan masuk Terminal Mengwi Senin siang.
Tak lama setelah bus parkir, sejumlah penumpang masuk satu per satu.
Seorang sales perusahaan otobus (PO) di Terminal Mengwi mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja masih mengangkut penumpang untuk membantu mereka yang ingin pulang kampung karena tak memiliki penghasilan di Bali.
"Maaf kalau kami beroperasi untuk bantu yang mau pulang kampung. Jadi bukan mudik, ya. Karena mereka di Bali sudah gak bisa kerja dan jualan lagi, kasihan kan kalau mereka di Bali nganggur tanpa keluarganya," kata seles bus tersebut.