"Hasil pertanian dan laut dijual di Denpasar dan Gianyar. Biasanya mereka mengambil tiap minggu,"jelsnya.
"Kita hanya nembantu memperbaiki gerak ekonomi petani di tengah paceklik. Astungkara para petani dan nelayan merasa terbantu. Seandainya ada keuntungan lebih dari panjualan, kita gunakan untuk pengadaan alat pelindung diri, seperti masker dan hand sanitizer,"ungkap Agos Tripayana.
Komunitas ini tak membatasi petani yang ingin dibantu. Yang menjadi prioritas yakni petani berpenghasilan rendah, & kesulitan memasarkan.
Rata - rata petani yang dibantu adalah warga yang berpenghasilan rendah, dan tidak memiliki tabungan. Masyarakat merespon positif, dan sangat antusias.
"Hasil pertanian dan laut juga di jual dari media sosial dengan jasa Grab atau Gojek. Pangsa pasar yakni orang prekonomian menengah keatas. Harapannya petani bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Banyak warga di Denpasar dan Gianyar yang pesan melalui media sosial,"tambah Tripayana.
waktu dekat, komunitas berencana melakukan barter dengan petani kurang mampu di luar Karangasem. Barter dilakukan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok.
Misal, petani yang tak mampu beli ikan dan sayuran namun memiliki hasil beras, dapat dibarter dengan lainnya.
Pihaknya berharap COVID segera berakhir, sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Perekonomian bisa kembali normal.
Saat ini banyak masyarakat yang mengeluh dikarenakan merebaknya penyebaran corona.
Terobosan ini sangat membantu para petani dan nelayan di Karangasem.(*)