TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Ribuan warga di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, melakukan rapid test massal, Kamis (30/4).
Hingga pukul 17.00 Wita, dari 1.210 warga yang ikut rapid test, tercatat 443 orang dinyatakan reaktif positif sehingga akan dilanjutkan dengan tes swab.
Informasi yang dihimpun, rapid test masal yang digelar Kamis (30/4) merupakan tahap pertama.
Dari total 2.640 warga Serokadan, kemarin yang ikut rapid test 1.210 warga. Hasilnya, 443 warga reaktif positif dan sisanya 767 warga dinyatakan non-reaktif (negatif).
Humas Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, membenarkan angka warga yang dinyatakan reaktif tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan dari 1.210 warga di Banjar Serokadan yang telah menjalani rapid test, 36,61 persen di antaranya dinyatakan reaktif positif.
“Kami belum tahu secara factual berapa jumlah warga di Banjar Serokadan. Namun jika dilihat dari catatan jumlah penduduk sebanyak 2.640 jiwa, masih tersisa sebanyak 1.430 jiwa yang belum rapid test,” sebutnya, Kamis (30/4) petang.
Pria yang juga menjabat sebagai Kadis Kominfosan Bangli itu mengatakan, rapid test massal kemarin dimulai sejak pukul 09.00 Wita, dan berakhir pukul 16.00 Wita.
Rapid test dilakukan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan Provinsi Bali.
Rapid test dilaksanakan di empat tempat berbeda untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan warga.
“Empat tempat tersebut antara lain Balai Banjar Tempek Kaja, Balai Banjar Serokadan, Wanitlan Pura Puseh, serta SDN 2 Abuan. Khusus untuk keluarga PMI rapid test dilaksanakan di SDN 2 Abuan,” terangnya.
Ke-443 warga yang diketahui memiliki hasil reaktif positif selanjutnya dikarantina di kediaman masing-masing.
Upaya ini diambil lantaran Bangli tidak memiliki tempat yang cukup luas, untuk menampung ratusan warga tersebut.
Bukankah karantina mandiri di rumah malah kembali berpotensi menular kepada orang lain? Dirgayusa menyatakan karantina di rumah masing-masing dinilai tidak memiliki resiko.
Alasannya, mulai Kamis (30/4) kemarin telah diberlakukan karantina wilayah di Banjar Serokadan.
Dirgayusa kemudian menambahkan, bagi 1.430 warga yang belum menjalani rapid test, rencananya akan dilanjutkan hari ini, Jumat (1/5) mulai pukul 09.00 Wita.
Begitupun bagi warga yang diketahui reaktif positif, juga akan diambil sampel swab-nya.
“Informasinya belum ada dilakukan pengambilan sampel swab. Swab rencananya dilakukan secara terjadwal mulai besok (hari ini, red).
Mengenai teknis pelaksanaannya, apakah petugas swab yang akan datang, atau bagimana akan dibicarakan kembali bersama petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi mengingat jumlahnya yang banyak,” jelasnya.
Dirgayusa menambahkan Ka Satgas Penanggulangan Covid-19 Bangli, I Made Gianyar, juga telah memerintahkan untuk pembuatan dapur umum untuk mensuplai makanan bagi warga Banjar Serokadan.
Pembuatan dapur umum ini dipersiapkan oleh Dinas Sosial Bangli bersama Kodim 1626 Bangli. “Pembuatan dapur umum mulai besok (hari ini, red),” ucap dia.
39 Orang Positif
Mantan Camat Kintamani itu juga mengatakan, jumlah kasus positif Covid-19 di Bangli bertambah satu orang, yakni Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Bunutin, Kintamani.
Dengan demikian, kini jumlah kasus positif di Bangli sebanyak 39 orang.
Kendati demikian, Dirgayusa juga mengatakan terdapat penambahan empat warga yang dinyatakan sembuh.
Yakni dua orang asal Kecamatan Bangli, satu orang asal Kecamatan Susut, dan satu orang asal Kecamatan Kintamani.
“Untuk PMI yang dinyatakan positif sudah dirujuk ke Bapelkes Denpasar untuk proses karantina.
Dari jumlah 39 total kasus positif, 26 di antaranya masih dalam perawatan, sedangkan 13 sisanya telah dinyatakan sembuh,” tandas Dirgayusa.
Untuk diketahui dari 39 kasus positif di Bangli, sembilan orang di antaranya dari Banjar Serokadan.
Satu orang PMI yang merupakan imported case (dari luar negeri), dan delapan orang kasus transmisi lokal.
Delapan warga ini terpapar oleh PMI yang tidak disiplin melakukan karantina mandiri. Mereka kini dirawat di RS PTN Universitas Udayana.
Karantina Rumah
Rapid test massal juga dilaksanakan di Lingkungan Padang Kerta Kaler di Dauh Tukad, Kelurahan Padang Kerta, Kabupaten Karangasem, Kamis (30/4) kemarin.
Dari 181 orang yang mengikuti rapid test, 12 orang dinyatakaan reaktif positif, sedangkan sisanya negatif.
“Untuk warga Lingkungan Padang Kerta Kelod di Dauh Tukad diisolasi mandiri. Warga dilarang keluar masuk. Untuk kebutuhan akan ditangung,” kata Ketua Satgas Gotong Royong Desa Adat Padang Kerta, Gusti Gede Lanang, kemarin.
Ketua Harian Gugus Tugas, I Gede Darmawa, menambahkan warga yang hasil rapid test-nya reaktif positif di Padang Kerta Kaler akan dikarantina terpusat di BLK Pering, Gianyar, sambil menunggu tes swab," ungkap Darmawa.
Sementara sebagian lingkungan Padang Kerta Kaler akan dilakukan karantina rumah.
Pelaksanaan karantina rumah dibawah pengawasan Satgas Kelurahan Padang Kerta, Satgas Gotong Royong Lingkungan Padang Kerta Kaler, dan aparat TNI/Polri.
Pemerintah Kabupaten Karangasem akan menjamin semua kebutuhan pokok selama pelaksanaan karantina rumah di sebagian wilayah Lingkungan Padangkerta Kaler.
Pemkab juga akan melakukan desinfeksi secara serentak di sekitar Lingkungan Padang Kerta Kaler.
Untuk diketahui, sebelumnya terjadi empat kasus positif Covid-19 dari satu keluarga di Kelurahan Padang Kerta.
Mereka juga terpapar dari seorang PMI yang tidak disiplin menjalani karantina mandiri.
Saat ini jumlah kumulatif pasien positif di Karangasem sebanyak 13 orang. Rinciannya 4 orang merupakan imported case dan 9 orang transmisi lokal.
Sampel Swab
Pelaksanaan rapid test tahap pertama di Banjar Serokadan dan Kelurahan Padang Kerta juga dilihat langsung Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Dewa Indra mengatakan, bagi masyarakat yang hasil rapid test-nya reaktif maka dilanjutkan lagi dengan pengambilan sampel swab.
Pengambilan sampel swab ini guna memastikan yang bersangkutan benar-benar positif terjangkit Covid-19 atau tidak.
"Jadi tentu hasil akhir yang kita pakai adalah hasil uji swab-nya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali itu.
Jika dari hasil pengecekan sampel swab banyak yang positif terjangkit Covid-19, maka sesuai dengan komitmen gubernur dengan bupati dan wali kota akan ditangani oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali.
Sedangkan bagi yang negatif akan dilanjutkan ditangani oleh pemerintah kabupaten dan kota.
Dewa Indra juga menuturkan bahwa Bupati Bangli Made Gianyar sudah mengambil keputusan untuk mengisolasi Banjar Serokadan.
Pemkab sudah menyiapkan dapur umum untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat.
Isolasi atau karantina wilayah kecil setara banjar, kata dia, tidak bertentangan dengan aturan serta tidak memerlukan izin kepada siapapun.
"Dalam sekup yang kecil itu tentu boleh dilakukan dan tidak membutuhkan persetujuan siapa-siapa.
Karena hanya satu banjar kan. Jadi kalau bupati sudah memutuskan maka yang lain tentu akan mengikuti," tutur Dewa Indra saat konferensi pers di Denpasar, kemarin. (mer/ful/sui)