Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada masa pandemi Covid-19 banyak warga yang terdampak kehilangan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diperlukan program pemberdayaan jangka menengah dan panjang untuk daya tahan ekonomi masyarakat.
Sebuah inovasi digulirkan oleh Ketua Satgas Covid-19 Banjar Berdaya Tegeh Sari, Tonja, Denpasar Utara, Kota Denpasar Utara, Bali melalui program pemberdayaan masyarakat.
Gede Mantrayasa membuat sebuah aplikasi khusus mapping yang memuat data base kebutuhan dan kemampuan warga sebanyak 1.248 KK.
"Saya bikin role model untuk ketahanan pangan, urban farming, memanfaatkan tanah kosong untuk ditanam tanaman produktif, pangan dan kesehatan kalau terjadi sesuatu bisa untuk dimanfaatkan," kata Gede kepada Tribun Bali, Jumat (1/5/2020).
• Jaka Tarub hingga Dedemit Monyet, Inilah 6 Rekomendasi Webtoon Indonesia untuk Teman Ngabuburit
• Isyaratkan Ingin Pergi dari Dunia Entertain, Via Vallen Sebut Ingin Hijrah Dan Meniru Inul Daratista
• Cek Gudang Bulog, Wakapolres Badung Sebut Stok Beras Aman Hingga 7 Bulan ke Depan
Model usaha tersebut kedepannya bisa dikembangkan menjadi unit usaha baru warga setempat.
"Bisa dimanfaatkan untuk supplay industri, unit usaha baru di setiap rumah, usaha ini bisa dikembangkan di setiap pekarangan rumah, akan ada tutornya," jelasnya.
Pihaknya juga telah membuat rekening khusus untuk menerima donasi dari masyarakat.
Hingga kini donasi yang diperoleh sekitar Rp 17 juta.
Donasi tersebut dialokasikan untuk beberapa program dan kebutuhan.
"Kami edukasi warga untuk melakukan treatment lahan kosong, hasilnya bisa digunakan kebutuhan sehari-hari, kalau hasilnya lebih bisa dipasarkan," ucapnya.
Menurutnya, saat ini penting dilakukan program-program yang menuntut aktivitas manusia supaya tidak jenuh hanya di rumah saja.
"Saya sedang kembangkan program berkebun di rumah, anak-anak bisa berkreasi supaya tidak bosan di rumah. Bisa pembibitan, berkebun, pengolahan sampah organik, intinya pemberdayaan masyarakat supaya produktif," katanya.
Satgas Covid-19 Berdaya Banjar Tegeh Sari memiliki mekanisme kerja fokus -fokus pada logistik, ketahanan pangan, kesehatan, keamanan, sarana dan prasarana hingga humas.
"Semua bersinergi agar daya tahan ekonomi warga terjaga. Kalau sembako kan hanya jangka pendek, kita harus siapkan jangka menengah dan jangka panjang. Kita harus lakukan sekarang, tidak bisa nanti nanti. Kedepan kalau sudah jalan, warga juga bisa memasok sayur dari sini ke pasar-pasar," pungkasnya. (*).