TRIBUN-BALI.COM - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengusulkan alat sekali pakai untuk mencoblos surat suara, dalam perhelatan pilkada serentak 9 Desember 2020.
Arief Budiman mengusulkan pemakaian alat yang mirip tusuk gigi.
Dengan begitu, hal ini akan menghindari penggunaan berulang dari para pencoblos, demi mencegah penularan Covid-19.
"Kita kan masih menggunakan paku untuk mencoblos."
• Bisnis Maskapai Penerbangan Dihantam Virus Corona, 873 Karyawan Air Asia Indonesia Dirumahkan
• Jokowi: Tren Pariwisata Akan Berubah Karena Pandemi Covid-19, Prioritaskan Wisatawan Domestik
• Wali Kota Denpasar Tinjau PKM di Pos Sesetan
"Kami ingin menghindarkan jangan sampai berkali-kali dipakai banyak orang untuk mencoblos," ujar Arief Budiman, dalam diskusi virtual 'Antara Pandemi dan Pilkada, Harus Bagaimana?' Kamis (28/5/2020).
"Nanti kita sediakan jadi seperti tusuk gigi, tapi bukan tusuk gigi."
"Karena kalau tusuk gigi yang dipakai, tusuk gigi kan terlalu kecil."
"Nanti lubangnya (yang dicoblos) enggak kelihatan," imbuhnya.
Arief Budiman kemudian menyatakan pihaknya masih terus memikirkan opsi alat pencoblosan dan ukurannya.
Dia mencontohkan bisa saja lubang pencoblosan dibuat sebesar sumpit agar terlihat.
Meski belum ada kepastian, dia menegaskan perubahan alat pencoblosan tentu akan menimbulkan penambahan biaya pilkada.
Arief Budiman juga mengusulkan perihal tinta yang kerap digunakan sebagai penanda masyarakat sudah mencoblos.
Pihaknya mengaku berusaha menghindari masyarakat mencelupkan jarinya ke dalam satu botol tinta yang sama.
Oleh karenanya, dia mengusulkan tinta akan diteteskan ataupun disemprotkan dengan alat serupa hand sanitizer oleh para petugas.
• 5 Pasangan Ganda Putra Dunia Ini Rival Berat The Minions
• Begini Bacaan Niat Puasa Syawal dan Pengganti Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Lafadz dan Artinya
• 6 Tips Mengatasi Stres yang Mengganggu Waktu Tidur Selama Pandemi Covid-19
Menurutnya, hal tersebut akan mencegah adanya penggunaan bersama atau berkali-kali oleh para pencoblos.