Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan manusia, binatang seperti anjing liar di Pulau Bali juga terdampak Covid-19.
Akibat penutupan restoran dan tempat pariwisata di Bali, khususnya di pesisir pantai, anjing-anjing liar terancam kelaparan dan menjadi buas.
Sebuah aksi sosial muncul dari Karang Taruna Asta Dharma bersama Kader Program Dharma di Desa Sanur Kaja, Denpasar, Bali.
Para pemuda secara sukarela mengumpulkan biaya dari kantong pribadi untuk kegiatan feeding anjing liar.
Konsep yang mereka usung dalam aktivitas ini adalah Tri Hita Karana, yang mengutamakan keharmonisan Tuhan, alam, makhluk hidup di dalamnya adalah kesejahteraan manusia dan kesejahteraan hewan.
Aksi yang mereka lakukan juga berdasarkan Peraturan Desa Nomor 3 tahun 2018 tentang Pemeliharaan dan Penanganan Anjing di Wilayah Desa Sanur Kaja.
Perdes ini merupakan pertama di Indonesia.
Bahwa anjing dipercaya masyarakat Bali sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang ditakdirkan menjadi hewan peliharaan sahabat yang baik dan setia kepada tuannya.
Selain itu, memelihara dan melestarikan anjing menjadi kearifan dan kekhasan budaya masyarakat Bali, dan menjadi daya tarik bagi wisatawan sehingga harus ditangani dan diawasi sebagaimana mestinya.
Perlakuan yang sebagaimana mestinya tersebut, seperti memberikan makan dan minum sesuai kebutuhan, melakukan perawatan dan pengobatan serta menyediakan tempat tinggal yang layak.
"Kami mengoptimalkan Program Dharma sesuai dengan Perdes 3/2018 melakukan feeding kepada anjing liar, anjing-anjing ini biasanya mendapat makan dari restoran, tapi karena pandemi banyak yang tutup, jadi kurang mendapat perhatian, apalagi kasus pembuangan anjing liar di pesisir pantai jumlahnya semakin bertambah," kata Ketua Karang Taruna Asta Dharma Gede Riky saat dijumpai Tribun Bali di kediamannya, Kamis (18/6/2020).
Karang Taruna ini juga menjadi kepanjangan tangan dari Bali Animal World Assosiation.
Kegiatan feeding anjing liar baru fokus sejak tiga minggu yang lalu, dan dilaksanakan dua kali dalam seminggu karena keterbatasan dana.
"Program ini memang sukarela, kami tidak ada anggaran khusus, maka dari itu teman-teman membuka donasi agar kegiatan dapat berjalan semakin lancar rutin, paling tidak dua hari sekali dapat memberikan makanan kepada anjing liar," ujarnya.
Melalui Program Dharma dari Universitas Udayana, para pemuda karang taruna dilatih oleh 4 kader untuk mendekati dan memberikan makanan kepada anjing dengan benar.
Ternyata, ada teknik khusus dalam memberikan makanan kepada anjing, dan tidak boleh sembarangan.
"Pertama, pada saat feeding kita dekati, tidak boleh dari kendaraan, lalu kita membuka makanan terlebih dahulu, kemudian kita panggil anjingnya, dan posisi kita harus sejajar dengan anjing, agar tidak merasa ada tinggi rendah dan tidak menjadi galak," bebernya.
Makanan yang diberikan berupa campuran dog food, daging ayam, kaldu, telur dan nasi.
Dalam sekali aktivitas feeding untuk anjing menghabiskan dana lebih dari Rp 100 ribu, ditambah dog food seharga Rp 285 ribu, namun bisa untuk beberapa kali aktivitas.
"Sekali aktivitas biasanya 100 bungkus nasi, kalau dananya sekitar Rp 100 ribuan dari uang teman-teman, kita feeding di pesisir pantai di wilayah Sanur Kaja dari Matahari Terbit hingga Bali Beach, termasuk di gang-gang," ujarnya.
Masyarakat yang ingin menyalurkan donasi bisa menghubungi 0878-9646-8245 atau 0812-3819-1124, nantinya donasi berupa makanan atau sisa nasi akan dijemput secara langsung, donasi juga dapat berupa uang.
"Ke depannya jika donasi sudah terkumpul, bukan untuk feeding saja, tapi juga kita berikan obat kutu danvaksin. Donasi juga bisa berupa tulang ayam, daging ayam, nasi, nanti akan kami jemput ke rumah," pungkasnya.
(*).