TRIBUN-BALI.COM - Satu abad Republik Indonesia sudah dekat pada 2045 mendatang, tinggal 25 tahun, mari cetak sejarah, mari buktikan kita tidak terjebak negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Tekad itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (4/7/2020).
Jokowi memaparkan beberapa upaya agar Indonesia bisa kembali naik status menjadi negara berpendapatan tinggi, dan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia secara virtual itu, Presiden Jokowi mengungkapkan, banyak negara di dunia yang menghabiskan puluhan tahun, bahkan hampir ratusan tahun terjebak dalam status negara berpendapatan menengah.
• WHO Ungkap Laporan Pertama Kasus Covid-19 Bukan dari Pemerintah China
• Daftar Harga Hp Xiaomi Terbaru, 4 Juli 2020: Redmi Go Dibanderol Rp 900 Ribu dan Redmi 8 Rp 1 Jutaan
• Suka Minum Kopi ?, Ini Waktu Terbaik untuk Minum Kopi
“Itulah yang tidak kita inginkan. Pertanyaannya apakah kita punya peluang untuk keluar dari middle income trap. Saya jawab tegas, kita punya peluang besar, kita punya potensi besar,” ujar Presiden Jokowi.
Pada 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia baru saja menaikkan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income country) dari negara berpendapatan menengah bawah.
Hal itu karena Indonesia telah memiliki pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) sebesar 4.050 dolar AS pada 2019, atau naik dari 3.840 dolar AS.
GNI adalah pendapatan yang diterima negara dari penduduk, pengusaha, termasuk dari barang dan jasa yang diproduksi serta dijual ke luar negeri dan investasi luar negeri.
Meski naik status, Indonesia masih berada di level negara berpendapatan menengah.
Presiden Jokowi mengingatkan, Indonesia memiliki peluang besar untuk kembali naik status menjadi negara berpendapatan tinggi dengan beberapa syarat.
Pertama, Indonesia harus memiliki infrastruktur yang efisien.
Kemudian, Indonesia juga perlu memiliki sistem kerja yang kompetitif, cepat, dan berorientasi pada hasil.
“Ini sudah mulai kita bangun. Kita butuh kerja cepat kompetitif, yang berorientasi pada hasil. ini yang terus kita upayakan,” ujar Presiden Jokowi.
Selain itu Indonesia juga perlu sumber daya manusia (SDM) yang unggul, produktif, inovatif, dan kompetitif.
• Cocok untuk Orang Kantoran, Berikut 4 Diet Sehat yang Bikin Berat Badan Tetap Stabil
• Ramalan Zodiak Kesehatan 5 Juli 2020: Aries Konsumsilah Buah & Sayur, Sagitarius Cobalah Berolahraga
• Ini Tips Agar Anda Terhindar dari Krisis Finansial, Siapkan Dana Darurat hingga Evaluasi Keuangan
“Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang kompetitif, yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan RI,” ungkap Presiden Jokowi.