Kisah Pilu Pria di Magelang Tiduran Selama 10 Tahun, Tetangga: Diawali Saat Meletusnya Gunung Merapi

Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suroto usai dipotong rambutnya oleh Ardian relawan MRI-ACT.

TRIBUN-BALI.COM - Kisah pilu dialami seorang pria asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang sudah 10 tahun lamanya tiduran di dalam kamarnya. 

Pria yang diketahui bernama Suroto (40), warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan tersebut tidur hanya beralaskan galar atau anyaman bambu yang ditata kemudian dilengkapi tikar. 

Mirisnya ia tidak tidur menggunakan bantal, melainkan tidur menggunakan rambutnya yang gembel sepanjang punggung yang dijadikan alas kepala. 

Sujono, tetangga Suroto mengatakan bahwa Suroto tiduran dalam waktu lama sudah dua kali.

Pertama sekitar tahun 1993, saat itu dia tiduran sekitar dua tahun.

"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996.

Namun selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," katanya.

Kaya Raya & Selalu Dikelilingi Wanita Cantik, Begini Pengakuan Mengejutkan Playboy Dan Bilzerian

Update Kasus Covid-19 di Dunia Sabtu 4 Juli 2020: Tembus 11 Juta, Amerika Serikat Tertinggi

Puluhan Wartawan di Denpasar Lakukan Rapid Test, Ini Hasilnya

Suroto dulunya hidup normal seperti orang pada umumnya.

Namun, saat masa erupsi Gunung Merapi, Suroto tiba-tiba tiduran lagi.

"Matanya selalu tertutup, kalau secara fisik dia sehat. Kalau ada orang asing dia menutup muka dengan sarung atau tikar," jelasnya.

Sukanti (75), ibu Suroto mengatakan, selama tiduran anaknya jarang membuka mata.

Dia hanya sesekali menatap atap rumahnya kemudian memejamkan mata lagi.

"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun.

Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," katanya dalam Bahasa Jawa, Jumat (3/7/2020) saat ditemui di rumahnya.

Sukanti mengaku tidak tahu cara untuk merawat atau menyembuhkan anaknya.

Dia hanya berharap di masa tuanya Suroto dapat beraktivitas secara normal lagi.

Sementara itu, Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI- ACT) Salatiga Ardian Kurniawan Santoso mengatakan, saat pertama bertemu, Suroto meneteskan air mata.

"Seperti mau berbicara tapi tertahan. Nanti secara perlahan diajak berkomunikasi dan dirawat, agar bisa kembali normal," kata Ardian.

Setelah itu, kata Adrian, ia memotong rambut dan kuku Suroto, lalu dikenakan pakaian pantas pakai.

"Tadi juga dimandikan agar lebih segar. Tapi saat ini memang belum bisa berkomunikasi," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tetangga Sebut Suroto Tiduran dalam Waktu Lama Sudah 2 Kali"

Berita Terkini