Corona di Bali

Persembahyangan Hari Saraswati di Tengah Pandemi, Semua Pamedek Pakai Masker dan Jaga Jarak

Penulis: Adrian Amurwonegoro
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah Guru dan siswa menggelar persembahyangan Saraswati dengan menerapkan protokol kesehatan di Halaman Sekolah SMK Prada, Badung, Sabtu (4/7/2020).

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Semua pamedek pakai masker dan jaga jarak. Ada pula yang mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa face shield (pelindung wajah).

Pun tak lupa ukur suhu badan, cuci tangan atau memakai hand sanitizer. Demikian yang terlihat saat Umat Hindu melakukan persembahyangan Hari Raya Saraswati di Pura Jagatnatha Denpasar, Sabtu (4/7).

Hari Raya Saraswati yang diperingati enam bulan sekali merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan sekaligus penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.

Seperti disaksikan Tribun Bali, pamedek disiplin mematuhi protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19.

Mereka menjaga jarak atau tidak berkerumun. Pecalang yang jaga di pintu masuk pura memakai pelindung wajah danmasker.

Mereka terus mengingatkan pemedek agar menjaga jarak. Pemandangan serupa juga tampak di bagian dalam Pura Jagatnatha.
Pemangku memakai masker dan pelindung wajah. Umat dibatasi jumlahnya antara 30 sampai 50 orang.

Setiap sesi sembahyang berlangsung 15-20 menit. Umat yang lain mengantre di depan
pintu masuk pura.

Pamedek yang sembahyang dipersilakan menempati tanda silang yang sudah ditata sedemikian rupa dengan jarak 1 hingga 1,5 meter setiap orang.

Seorang pamedek yang tinggal di Jalan Gatot Soebroto Tengah Denpasar, Putu Merta (40) mengaku selalu bawa hand sanitizer termasuk saat sembahyang kemarin.

"Saya setiap Hari Raya Saraswati selalu bersembahyang di sini (Pura Jagatnatha). Kali ini memang suasananya sangat berbeda, dulu ramai, karena pandemi ini sekarang sepi," kata Putu Merta.

"Saya mematuhi protokol kesehatan, saya pakai masker, cuci tangan dan di motor saya selalu sedia hand sanitizer," ujarnya.

Bagi Putu, Hari Saraswati wajib disyukuri dengan persembahyangan. "Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu adalah Hari Lahirnya Ilmu Pengetahuan, jadi kalau di rumah, buku, alat belajar juga disembahyangin disajenin sebagai bentuk syukur atas ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Kabag Kesra Setda Pemerintah Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan persembahyangan di Pura Jagatnatha sudah sesuai Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah.

"Sesuai Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah dilakukan social dan physical distancing, diberikan tanda-tanda tempat duduk umat dengan jarak 1-1,5 meter, termasuk pemangku juga menerapkan
protokol kesehatan," kata dia.

Peringatan Hari Raya Saraswati juga berlangsung di sekolah-sekolah. Seperti terlihat di Sekolah Dasar Negeri 28 Kota Denpasar, para guru menghaturkan sesajen dan persembahyangan di halaman sekolah.

Halaman
123

Berita Terkini