Kalau hal itu belum/tidak jelas bagi Anda, maka ungkapan "jadilah dirimu sendiri dan bullshit dengan anggapan orang lain..." bakal bertemu dengan tembok nihilisme di ujungnya. Akan berujung pada kehampaan eksistensial, yang membuat frustrasi.
Karena itu, penting untuk dicamkan perkataan Nietzsche berikut ini: He who has a "why" to live for, can bear within almost any "how" (Barangsiapa yang memiliki alasan untuk hidup, akan bisa menanggung hampir semua keadaan dalam hidup).
So, menjadi diri sendiri itu masih menyisakan koma. Tetapi, menjadi diri sendiri yang bermakna, a meaningful self, di situlah poinnya. Hidup itu tentang kebermaknaan.
Bagaimana pendapat(an) Anda?
Denpasar, 13-07-2020