Status Gunung Raung Meningkat dari Normal ke Waspada, Interval Letusan Diperkirakan hingga 2,5 Tahun

Penulis: Uploader
Editor: Kambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Visual Gunung Raung via CCTV pada Jumat (17/7/2020) pukul 06:04 WIB, teramati kepulan asap/abu dengan ketinggian mencapai 200 meter dari puncak.

TRIBUN-BALI.COM - Gunung Raung yang terletak di Wilayah Besuki meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember memiliki ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) statusnya meningkat dari normal (level I) ke waspada (level II) pada Jumat, 17 Juli 2020 sejak pukul 14.00 WIB.

"Memang benar aktivitas vulkanik Gunung Raung baik secara data pengamatan visual dan kegempaan mulai menunjukkan peningkatan, sehingga statusnya dinaikkan dari normal ke waspada sejak pukul 14.00 WIB," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Hendra Gunawan saat dihubungi per telepon dari Jember, Jawa Timur, Jumat malam.

Berdasarkan data pemantauan secara visual selama 1 Januari hingga 16 Juli 2020 pukul 07.52 WIB, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, kemudian teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 50 meter dari puncak.

BREAKING NEWS: Akses Jalan Gunung Kawi & Gunung Raung Denpasar Dibuka, Sore Ini Rapid Test Kedua

Pada 16 Juli 2020 pukul 10.52 WIB, teramati kenaikan tinggi asap embusan menjadi 100 meter dari atas puncak disertai perubahan warna menjadi putih kecokelatan.

Kemudian pada pukul 13.56 WIB teramati perubahan warna kolom embusan menjadi warna putih kelabu, dengan ketinggian 100 meter dari atas puncak dan teramati 60 kali embusan/erupsi sejak pukul 10.52 WIB, berupa kolom abu berwarna kelabu dan kemerahan dengan ketinggian 50 hingga 200 meter.

"Pada 17 Juli 2020 pukul 00.00 – 06.00 WIB erupsi masih terjadi sebanyak 26 kali, menghasilkan kolom abu berwarna cokelat dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50 – 200 meter di atas puncak/kawah," katanya seperti dilansir Antara.

Berdasarkan data kegempaan, jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 Januari hingga 16 Juli 2020 pukul 10.00 WIB didominasi oleh gempa tektonik jauh, tektonik lokal, satu kali gempa terasa pada tanggal 19 Maret 2020 serta beberapa kali gempa hembusan sejak tanggal 13 Juli 2020.

Kisah Mendebarkan 13 Pendaki Terjebak dalam Kebakaran di Gunung Raung, Sam Pandu 7 Pendaki Singapura

"Jumlah gempa hembusan terus meningkat sejak tanggal 16 Juli 2020 pukul 10.52 WIB dan diikuti oleh kemunculan tremor non-harmonik dan gempa letusan dan hari ini hingga pukul 06.00 WIB terekam 26 kali gempa letusan dan 20 getaran tremor non-harmonik," ujarnya.

Ia menjelaskan analisnya dari aktivitas Gunung Raung yakni tinggi kolom hembusan gas/abu dan warna kolom hembusan mulai mengalami perubahan pada 16 Juli 2020 dan warna kolom hembusan mengindikasikan adanya material abu yang terbawa ke permukaan.

"Jumlah gempa hembusan mengalami kenaikan dan diikuti oleh kemunculan jenis gempa vulkanik lainnya (tremor dan letusan), sehingga mengindikasikan adanya suplai magma dari kedalaman di bawah kawah puncak Gunung Raung," katanya.

Hendra mengatakan potensi bahayanya sebaran material dari hembusan abu pada 16 dan 17 Juli 2020 masih berada di sekitar kawah/puncak Gunung Raung yang merupakan Kawasan Rawan Bencana III, namun demikian sebaran abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Wajib Tahu Jika Kunjungi Desa Taro! Dari Pura Gunung Raung Hingga Mitos Lembu Putih

Kesimpulannya, lanjut dia, aktivitas vulkanik Gunung Raung baik secara data pengamatan visual dan kegempaan, mulai menunjukkan peningkatan, maka tingkat aktivitas vulkanik yang berada di Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 17 Juli 2020, pukul 14:00 WIB.

"Rekomendasi PVMBG yakni dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada) agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilimeter dari kawah/puncak," tuturnya.

ilustrasi - Gunung Raung difoto dari pesawat rute Denpasar-Bandung, Sabtu (11/7/2015). (Tribun Bali/Fauzan Marasabessy)

Interval letusan diperkirakan 1,2-2,5 tahun
Interval letusan Gunung Raung yang berada di ujung timur Pulau Jawa diperkirakan berkisar 1,2 tahun sampai 2,5 tahun berdasarkan hasil analisis Crystal Size Distribution (CSD) yang dilakukan oleh vulkanolog Mirzam Abdurrachman bersama mahasiswa teknik geologi ITB.

"Kami tengah meneliti bentuk kristal dari lava Gunung Raung lalu dianalisis menggunakan Crystal Size Distribution (CSD). Hasilnya adalah kami memperoleh residence time (waktu tinggal)," kata Mirzam dalam siaran pers Humas ITB yang diterima pada Sabtu (18/07/2020) seperti dilansir Antara.

Menurut hasil penelitian, pengajar di Program Studi Teknik Geologi ITB itu mengatakan, waktu tinggal Gunung Raung yang terpendek 1,2 tahun dan terpanjang 2,5 tahun.

"Artinya, gunung tersebut akan meletus setiap rentang tersebut. Apabila melewati itu, maka letusan berikutnya akan lebih besar karena telah terjadi akumulasi energi dalam waktu yang lama," katanya.

Rekomendasi PVMBG Antisipasi Longsor Gunung Raung

Ia menjelaskan pula bahwa gunung yang berada di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember itu tercatat telah meletus delapan kali dalam 20 tahun terakhir yaitu pada tahun 2000, 2002, 2004, 2005, 2007, 2012, dan 2015.

"Dari hal tersebut dapat dihitung rata-rata interval meletus sekitar 2,8 tahun," kata Mirzam.

Gunung Raung semburkan asap pekat kearah barat daya terlihat dari Desa Sumber Arum, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/7/2015). (Surya)

Sejak letusan terakhir tahun 2015 hingga peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Raung pada 16 Juli 2020, intervalnya sekitar lima tahun, lebih panjang dibandingkan dengan perkiraan interval letusan antara 2,5 tahun sampai 2,8 tahun.

"Tak mengherankan jika saat ini Gunung Raung telah mencapai Level II dan telah mengeluarkan abu vulkanik," kata Mirzam.

Ia juga menjelaskan bahwa batuan penyusun Gunung Raung adalah batuan basal yang memiliki kandungan SiO2 rendah sehingga lavanya akan encer.

Namun, ia melanjutkan, adanya reaksi dengan batuan yang lebih tua berupa karbonat atau batu gamping akan mengentalkan lava serta membuat material tersebut berpotensi dikeluarkan secara eksplosif.

Bandara Ngurah Rai Bentuk Timsus Pantau Aktivitas Gunung Raung

"Apabila demikian dan letusan eksplosif terjadi, serta jika abu vulkanik telah muncul, masyarakat disarankan memakai masker yang sedikit dibasahi air guna menyaring abu tersebut agar tidak masuk serta menempel pada saluran pernapasan," katanya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Raung dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) mulai Jumat (17/7) pukul 14.00 WIB karena gunung api itu mulai menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

Abu Vulkanik Gunung Raung Serang Gilimanuk, Warga Pakai Masker

Kepala PVMBG Kasbani meminta masyarakat serta wisatawan tidak berada atau beraktivitas dalam radius dua km dari kawah puncak Gunung Raung.

"Aktivitas vulkanik Gunung Raung baik secara data pengamatan visual dan kegempaan, mulai menunjukkan peningkatan, maka tingkat aktivitas vulkanik Gunung Raung dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada)," katanya dalam informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian ESDM pada Jumat (17/7).

Kasbani mengemukakan adanya potensi sebaran material dari hembusan abu Gunung Raung pada 16 dan 17 Juli 2020.

"Konsentrasi potensi bahaya masih berada di sekitar kawah/puncak Gunung Raung, yang merupakan Kawasan Rawan Bencana III. Namun demikian, sebaran abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," kata Kasbani.

gunung raung (kontan.co.id)

Gunung Raung merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Jawa Timur dan gunung api itu merupakan gunung api strato berkaldera, dengan kawah utama Kaldera Raung.

Kaldera Raung berbentuk ellips dengan ukuran 1750 x 2250 meter, dalamnya 400-550 meter dari pematang gunung dengan posisi gunung secara administratif termasuk dalam tiga wilayah Kabupaten, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Tingkat aktivitas Gunung Raung adalah Level I (Normal) sejak 24 Oktober 2016.

Gunung api ini merupakan gunung api strato berkaldera, dengan kawah utama Kaldera Raung. Kaldera Raung berbentuk ellips dengan ukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m dari pematang gunung. Posisi G. Raung secara administratif termasuk dalam tiga wilayah Kabupaten, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Tingkat aktivitas G. Raung adalah Level I (Normal) sejak 24 Oktober 2016. (*)

Sumber: Antara

Berita Terkini