Tumpek Landep, Tak Hanya Upacarai Sarwa Lancip, Namun Menajamkan Pikiran, Ini Persembahannya

Penulis: Putu Supartika
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari Suci Tumpek Landep di Bali, Sabtu (21/12/2019).

Kita berperang dengan nalar dan pikiran, maka pikiran harus direcharging atau dipertajam baik secara pengetahuan maupun rohaniah.

Itulah sebabnya mantra yang dibaca saat Tumpek Landep adalah mantra danurdhara.

Danurdhara sendiri merupakan pasukan pemanah.

"Dalam Kakawin Ramayana disebutkan 'ikanang danurdhara kabeh' atau pasukan khusus yang menguasai senjata panah. Dan tradisi kita menganggap panah sebagai simbol ketajaman konsentrasi pikiran. Secara fisik, memang disimbolkan dengan panah, padahal yang dimaksudkan juga manah atau konsentrasi pikiran," imbuhnya.

Oleh karena itu dalam momen Tumpek Landep kita juga harus ngelandepang idep atau mempertajam pikiran.

Berbicara mengenai penajaman pikiran ini, menurut Guna tak ada salahnya belajar pada sosok Arjuna anak ketiga dari pasangan Pandu dengan Dewi Kunti dalam epos Mahabharata.

Disebutkan dalam Kakawin Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa, Arjuna merupakan salah satu sosok yang paling pandai dalam hal menggunakan senjata panah.

Hal ini dimulai ketika Bhagawan Drona mengajak Panca Pandawa dan Kurawa latihan memanah.

Di sebuah pohon bertenggerlah seekor burung lalu mereka diminta untuk memanah burung tersebut oleh Drona.

Giliran pertama adalah Bima.

Sebelum memanah Drona bertanya kepada Bima: apa yang ananda lihat Bima mengatakan bahwa dirinya melihat langit, pohon, dan burung.

"Jangan memanah taruh panahnya," kata Drona kepada Bima.

Termasuk Satus Korawa juga tidak diberikan memanah.

Bahkan Drona tidak mengijinkannya untuk melepaskan anak panah.

Yudistira sekalipun ketika ditanya apa yang dilihat, ia menjawab uang dilihat adalah Guru Drona dan sudah pasti tidak diijinkan melepaskan anak panahnya.

Halaman
1234

Berita Terkini