"Lampu di ruangan saya digelapin. Yang ruangan satu lagi terang. Tapi kedap suara dua-duanya," ujar saksi E.
"Ya model-model kayak intel Amerika dah," tambah E berseloroh.
Pemeriksaan D berlangsung selama 30 menit hingga satu jam.
Selain dicecar sejumlah pertanyaan, D juga diminta memeragakan cara berjalannya.
"Terus dia disuruh peragakan telepon sambil jalan," kata E.
Awalnya, jelas dia, D menelepon menggunakan tangan kanan.
Namun, saksi E segera memberitahu polisi yang mendampinginya bahwa yang ia lihat pada malam itu D menelepon dengan tangan kiri.
"Nah pas dia pakai tangan kiri, saya yakin penuh dia yang saya lihat. Dari cara jalannya juga," ucap E.
"Saya juga merasa kayaknya memang benar dia orangnya," timpal saksi S.
Kedua saksi tersebut juga memperhatikan gerak-gerik D saat pemeriksaan.
Pembawaan D tampak tenang, namun ia beberapa kali menarik napas dalam-dalam.
"Pada saat ditanya-tanya, ya kelihatan sih dia tarik napas beberapa kali. Orangnya selon (santai) modelnya," ujar E.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memberi jawaban diplomatis ketika ditanya apakah D termasuk saksi dalam kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.
"Itu sudah masuk ranah penyidikan, enggak boleh," ungkap Yusri di Polda Metro Jaya dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sikap Pria Kacamata yang Muncul di Malam Editor Yodi Tewas Saat Diperiksa Polisi : Orangnya Selon