TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA-Dari 78 Desa dan Kelurahan di Karangasem, Bali, sebanyak 37 desa dinyatakaan sebagai daerah berpotensi terjadi kekeringan saat memasuki musim kemarau.
Data ini sesuai pemetaan petugas Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem.
Desa yang berpotensi terjadi kekeringan saat kemarau tersebar di beberapa Kecamatan.
Seperti di Kecamatan Karangasem ada 3 desa, yakni Desa Seraya Barat, Seraya Tengah, dan Seraya Timur.
• Dirut RSUD Sanjiwani Positif Covid-19, Winus Optimistis Upeksa Cepat Sehat
• Ledakan Dahsyat di Lebanon, Eks Bintang Film Porno Mia Khalifa Sebut Ada Unsur Konspirasi
• Cara Bertahan Saat Terjadinya Resesi Ekonomi, Simpan Dana Cadangan Hingga Jangan Kredit
Sedangkan Kecamatan Bebandem ada 5 Desa, yakni Jungutan, Buana Giri, Sibetan, Bebandem, dan Budakeling.
Kecamatan Abang ada 5 desa, yakni Desa Labasari, Nawakerti, Culik, Krtamandala, serta Desa Kesimpar.
Kecamatan Selat sbanyak 5 desa yakni Desa Duda Timur, Duda Utara, Duda, Peringsari serta Deesa Selat.
Kecamatan Rendang ada 5 desa yang berpotensi kering, dan Kecamatan Manggis sekitar 2 desa.
"Paling banyak yakni di Kecamatan Kubu sekitar 8 desa. Yakni Tianyar Barat, Tianyar Tengah, Tianyar, Ban, Tulamben, Baturinggit, Sukadana, dan Desa Dukuh,"ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Karangasem, IB Ketut Arimbawa, Rabu (5/8/2020).
Pejabat asal Singaraja mengatakan, penetapan daerah rawan alami kekeringan saat musim kemarau dilihat dari geografis wilayahnya.
Hampir semua desa berada sekitar dataran tinggi.
Puluhan desa yang berpotensi mengalami kekeringan juga sulit memperoleh air bersih disaat kemarau.
Beberapa daerah yang berpotensi terjadi kekeringan juga karena tanahnya kering dan tandus.
Sehingga sumber mata air sulit didapat.
Seperti beberapa daerah di Kecamatan Kubu dan Kecamatan Abang.
"Kondisi ini rutin terjadi setiap tahun,"ungkap IB Arimbawa, mantan Kabid Pemadam.