Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Kisah di Baliknya

Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Cikini, Jakarta.

Namun, naskah itu dirobek oleh Soekarno.

Itu seperti yang disampaikan oleh Fatmawati dalam buku "17-8-45, Fakta, Drama, Misteri", karya Henri F Isnaeni, 2015 lalu.

Dalam buku itu disebutkan, Fatmawati menjadi saksi Soekarno merobek naskah tersebut.

"Nampaknya Bung Karno memaksakan diri menulis sesuatu. Sedangkan aku berbaring kecapaian di dekatnya," ungkap Fatmawati dalam buku itu.

Fatmawati melanjutkan, Soekarno merobek naskah itu berkali-kali.

"Hari sudah hampir terang. Berkali-kali Bung Karno menulis sesuatu kemudian dirobek-robel lalu dibuang ke keranjang sampah," tandas Fatmawati.

Berikut ini adalah isi lengkap naskah tersebut.

"Saudara-saudara sekalian.

Saya telah meminta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan suatu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!

Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.

Di dalam jaman Jepang itu tampaknya saja kita menyandarkan diri pada mereka.

Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri.

Halaman
1234

Berita Terkini