Ledakan di Lebanon

PM Lebanon dan Seluruh Kabinetnya Mengundurkan Diri Setelah Peristiwa Ledakan Dahsyat di Beirut

Editor: Kambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar selebaran yang disediakan oleh agen foto Lebanon Dalati and Nohra pada 10 Agustus 2020 menunjukkan Perdana Menteri Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri pemerintahnya di tengah kemarahan warga atas ledakan mematikan pelabuhan di Beirut.

TRIBUN-BALI.COM, BEIRUT - Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri kabinetnya karena ledakan mematikan yang terjadi di Beirut.

"Saya hari ini menyatakan pengunduran diri dari pemerintahan," ujarnya saat konferensi pers di istana presiden pada Senin (10/8/2020).

Pengumuman itu datang setelah beberapa anggota kabinetnya yang beranggotakan 20 orang mengumumkan pengunduran diri mereka secara pribadi.

Pengunduran diri itu berarti Lebanon harus membentuk kabinet baru, meski baru beberapa bulan masa jabatan Diab yang dimulai awal tahun ini.

Sejumlah Menteri Mundur Akibat Ledakan di Beirut dan Krisis Ekonomi, Ini Alasan Mereka

Sejumlah Negara Beri Bantuan Dana ke Lebanon Pasca Ledakan, Terkumpul Hampir 300 Juta Dolar AS

Menjelang pengumuman Diab, beberapa anggota parlemen juga mengundurkan diri, menurut Associated Press.

Gambar satelit paska ledakan di pelabuhan ibu kota Beirut, Lebanon (Business Insider/Maxar Technologies)

"Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak bencana yang disembunyikan," kata Diab pada konferensi persnya, Washington Post melaporkan.

"Itulah mengapa saya mengumumkan pengunduran diri saya hari ini."

"Semoga Allah melindungi Lebanon. Semoga Allah melindungi Lebanon. Semoga Allah melindungi Lebanon."

Menurut AP, Diab menyalahkan ledakan itu terjadi akibat adanya korupsi sebelum ia menjabat.

"Seharusnya mereka (kelas politik) malu pada diri sendiri karena korupsi mereka yang menyebabkan bencana yang tersembunyi selama tujuh tahun ini," ujarnya.

Pengunduran diri dalam kabinet pemerintah dimulai pada hari Minggu ketika menteri informasi dan lingkungan mengundurkan diri, dan beberapa lainnya mengikuti, Reuters melaporkan.

Pemandangan yang terlihat di lokasi sehari setelah terjadi ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Anwar Amro (AFP/Anwar Amro)

Pengunduran diri massal di pemeritahan Lebanon ini terjadi setelah ledakan 4 Agustus di Beirut yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan mencederai 6.000 lainnya.

Ledakan itu dipicu oleh ribuan ton peledak amonium nitrat.

Bahan kimia itu diduga disimpan secara tidak benar di gudang dekat pelabuhan selama bertahun-tahun.

Ryan Pickrell dari Business Insider sebelumnya melaporkan bahwa ledakan itu tercatat sebagai gempa bumi berkekuatan 3,3 SR.

Halaman
1234

Berita Terkini