Kecurigaan polisi terhadap Bayu berawal ketika petugas sedang melakukan penyelidikan atas kematian Irine.
Semua orang dekatnya dimintai keterangan.
Petugas dapat informasi bahwa Irine dekat dengan Bayu.
Tapi pria itu tidak bisa dihubungi ponselnya. Kemudian didatangi ke rumahnya di Malang juga tidak ada.
Kecurigaan petugas dikuatkan dengan beberapa alat bukti dan keterangan saksi lain.
Dari sana, akhirnya terungkap bahwa Bayu adalah pelaku utama pembunuhan ini.
"Pelaku terbilang licin. Dia sulit terendus. Ponsel dan nomornya semua diganti. Termasuk penelusuran dari media sosialnya juga sulit. Untungnya petugas mendapat beberapa petunjuk tentang dia, sehingga bisa diungkap," urai Sumardji.
Dalam pemeriksaan Bayu, terungkap fakta mengejutkan.
Dia mengaku cemburu, hingga gelap mata dan tega membunuh pacarnya tersebut 27 Juni 2020 lalu.
Awalnya, sekitar pukul 21.00 WIB, Bayu datang ke rumah Irine. Dia sempat kaget karena ketika datang ada dua pria keluar dari rumah Irine.
Meski cemburu, emosinya berhasil diredam. Bayu dan Irine kemudian makan bersama di rumah, dilanjutkan minum-minuman keras berdua.
"Minum red label," ujar Bayu saat ditanya penyidik.
Usai pesta miras, mereka pun berhubungan layaknya suami istri.
Pagi hari setelah bangun tidur, Irine masak dan sempat makan berdua di rumah kontrakan tersebut.
Sekitar pukul 09.00 WIB, keduanya kembali menenggak miras di ruang tamu rumah tersebut sambil tiduran.