Menjembatani kepentingan bersama, untuk hasil yang dinikmati bersama pula.
DPD IHGMA Bali, kata dia, sangat konsisten dalam memposisikan asosiasi tentang peran dan kontribusinya.
“Dengan semangat hari kemerdekaan ini, kita berharap para pemimpin usaha perhotelan dapat menyerap nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme terutama di masa pandemi ini, untuk berjuang memproteksi perusahaan, karyawan serta pemilik usaha agar dapat bangkit kembali. Ini kan outputnya akan dinikmati masyarakat luas termasuk di luar pariwisata, karena industri ini yang akan menggerakan sektor lainnya,” tegas Ramia Adnyana.
Perlu diketahui, saat ini member DPD IHGMA Bali terdiri 128 GM mengelola 12.410 room night (kamar), dan memimpin karyawan 14.136.
IHGMA berharap seluruh GM hotel, villa, di Bali dapat bergabung dengan IHGMA.
Sehingga memudahkan koordinasi ke depannya, dan ikut serta dalam memajukan pariwisata melalui asosiasi.
Para peserta diskusi mendapatkan kesempatan menyampaikan pandangan, maupun idenya terkait topik diskusi tersebut.
Beberapa GM, memberi pandangan seorang pemimpin dapat membedakan antara benar dan baik, dikuatkan lagi dengan jiwa kepemimpinannya.
Kemudian ada yang membahas tentang integritas sebagai karakter yang dapat dipercaya, jujur, serta tidak membiarkan hal yang keliru atau salah terjadi.
Salah seorang peserta menyampaikan bagaimana kepemimpinan, diartikan sebagai kebesaran hati untuk menilai diri sendiri.
Ada pula yang mengingatkan, pemimpin tidak bisa egois, sebaliknya harus mampu menerima kritik dan melakukan instropeksi diri.
Pada kesempatan tersebut, juga diadakan penyerahan Surat Ketetapan (SK) pembentukan panitia pelaksana Musyawarah Daerah Pertama DPD IHGMA Bali / 2020.
Eka Pertama, Ketua Panitia, menyampaikan pemilihan ketua akan dilakukan secara online voting.
“Kami akan seleksi kandidat hingga tiga besar, pada akhirnya untuk bertarung dalam pemilihan ketua. Misi kami adalah bagaimana menyukseskan Musda pertama ini, agar dapat melahirkan ketua terpilih yang mampu memimpin asosiasi ini kedepannya dengan baik sesuai AD/ART IHGMA,” tegas Eka Pertama.
Dalam wawancana di akhir acara, Astama dan Ramia menanggapi kondisi seandainya ada perubahan jadwal atas pembukaan destinasi Bali fase ke-3 untuk wisatawan mancanegara.