Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi, dan biaya langsung lainnya juga menurun minus 21 persen (yoy).
Terutama karena interkoneksi lebih rendah, sebagai akibat dari penurunan lalu lintas suara.
“Terakhir karena faktor biaya pemasaran menurun minus 6 persen (yoy) karena pergeseran pengeluaran ke digital,” sebutnya.
Dian menambahkan, pelemahan daya beli masyarakat yang kemudian juga berdampak pada operator, telah meningkatkan kompetisi di antara para operator.
Beberapa operator telah meluncurkan paket-paket data baru dengan harga yang murah, dengan harapan tingkat trafik tetap bisa dijaga atau bahkan ditingkatkan dengan memanfaatkan momentum keharusan bekerja dan belajar dari rumah.
• PHK dan Karyawan Dirumahkan Marak di Tengah Pendemi, Ratusan Pekerja Pariwisata Mengadu ke DPRD Bali
• Berlari di Taman atau Rumah Sendiri, Bali Pink Ribbon Walk & Fun Run 2020 Gelar Event secara Virtual
• Sergio Aguero Hapus Nomor 10 di Akun Intagramnya, Sinyal Kuat Messi Manchester City?
Kondisi ini sudah pasti menambah tekanan kepada semua operator padahal kondisi yang ada saat ini sudah cukup berat.
Menyikapi dinamika industri dan kompetisi yang terjadi, XL Axiata mengambil sikap hati-hati dan penuh perhitungan.
Produk atau paket data baru dihadirkan, dengan pertimbangan matang berdasarkan analisa data pola konsumsi layanan oleh para pelanggan yang sahih.
Hasilnya cukup efektif sesuai dengan segmen pasar yang disasar. Trafik data semester I-2020 ini meningkat 45 persen, dibandingkan semester I-2019.
Dari 1.531 Petabyte menjadi 2.221 Petabyte.
Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal II-2020 ini, trafik data meningkat 22 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
XL Axiata juga berhasil mempertahankan jumlah pelanggan.
• Menparekraf: Pembukaan Kembali Bioskop Akan Berdampak Besar Terhadap Perkembangan Ekonomi Kreatif
• Erick Thohir: Bila Uji Klinis Lancar, 15 Juta Orang Indonesia Dapat Vaksin Covid-19 pada Akhir 2020
Per akhir kuartal kedua 2020 ini, jumlah pelanggan meningkat tipis menjadi 55,67 juta dari 55,49 di kuartal sebelumnya.
Untuk rerata pendapatan per pengguna atau ARPU periode kuartal ini, ada di angka Rp 36 ribu untuk prabayar dan Rp 111 ribu untuk pascabayar.
ARPU campuran Rp 37 ribu dari sebelumnya Rp 36 ribu. Tingkat penetrasi pengguna smartphone mencapai 87 persen dari total pelanggan atau relatif stabil dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 86 persen.