Mantan Anggota DPR RI Dapil Bali ini menyebut bahwa Gerindra merasa tidak diajak berkomunikasi dan ditinggalkan oleh Golkar.
Padahal, Golkar bersama Gerindra dan NasDem sendiri awalnya bergabung dalam satu koalisi yakni Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB).
Ia juga menyebutkan bahwa langkah Golkar tersebut membuat Pilkada Badung menjadi lawan kotak kosong.
"Internal kita sudah tidak bisa mengusung kan karena ditinggal oleh Golkar. Bagaimanapun Golkar punya kursi besar jadi kalau sudah pindah ya kan susah mau dua paket," paparnya.
Terkait dengan nasib rekomendasi yang sudah jatuh ke Diatmika-Muntra sendiri, pihaknya mengaku bahwa akan membahas lebih lanjut dengan jajaran DPC Gerindra Badung terkait dengan sikap politik partai besutan Prabowo Subianto di Pilkada nanti.
"Sebenarnya sudah sepakat mengusung Diatmika-Muntra. Tapi kita akan bicarakan dengan Ketua DPC, kita rembug dulu bagaimana sikap kita nanti, karena sudah tidak bisa mengusung," akunya.
Ia juga menegaskan bahwa tidak mau menutup kemungkinan untuk mengusung dan mendukung kotak kosong di Pilkada.
Apalagi, hal tersebut merupakan bagian dari hak politik.
"Kita akan pertimbangkan, besok kita mau rapat. Kita partai politik punya kursi kan harus menentukan sikap, tapi mengacu dari kondisi politik memungkinkan melawan kotak kosong, ya bisa ke sana, tapi besok kita akan bicarakan," tandasnya. (*)