Kinerja Gubernur Bali

Daftar Pencapaian Koster-Cok Ace 2 Tahun Memimpin Bali, Dalam Bidang Adat Hingga Infrastruktur

Penulis: Putu Supartika
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace di sela-sela pertemuan dengan LP LPD se-Bali dan BKS LPD Provinsi Bali, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Renon, Denpasar, Bali, Senin (15/4/2019) sore.

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berikut daftar pencapaian kinerja Koster-Cok Ace selama dua tahun memimpin Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan pertanggungjawaban dua tahun pencapaian kinerja kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023, di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali, Sabtu (5/9/2020). 

1. Menurunkan angka kemiskinan

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, selama dua tahun kepemimpinannya telah berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 3.78 persen.

Sehingga Bali menempati peringkat 1 dalam kelompok provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional. 

"Ini prestasi yang pertamakali bisa melampaui Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya selalu di bawah Jakarta," katanya. 

2. Menurunkan angka pengangguran

Pihaknya juga mengaku telah berhasil menurunkan angka pengangguran terbuka menjadi 1,21 persen.

Juga menempati peringkat 1 terendah dalam kelompok provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional. 

"Mempertahankan Bali sebagai pulau dengan predikat destinasi terbaik di dunia versi Trip Advisor tahun 2020. Walaupun masih dalam masa pandemi, namun tetap terbaik," kata Koster.

3. Peringkat 2 nasional pembangunan kebudayaan

Memperoleh peringkat 2 secara nasional untuk indeks pembangunan kebudayaan dan baru pertama di Bali.

4. Peringkat 1 program pencegahan korupsi dari KPK

Peringkat 1 dari 5 provinsi terbaik nasional dalam pelaksanaan program strategi nasional pencegahan korupsi dari KPK.

5. Terkait Desa Adat

Dalam bidang adat telah membentuk Perda Desa Adat dan peraturan tentang pelaksanaannya.

Selain itu, juga diberikan anggaran sebesar Rp 300 juta kepada masing-masing desa adat dengan jumlah desa adat 1.493 desa adat se-Bali.

Sehingga total anggaran yang dikeluarkan untuk desa adat ini sebesar Rp 447,9 miliar.

“Juga telah dibentuk Dinas Pemajuan Masyarakat Adat yang secara khusus menangani desa adat. Ini dinas pertama dalam pemerintah Provinsi Bali,” kata Koster.

Juga telah dibangun dan dipelaspas kantor Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali tanggal 2 September 2020 kemarin.

Dilakukan pembangunan kantor MDA di Kabupaten Jembrana, Karangasem, Bangli, Tabanan, Gianyar, Buleleng, serta Kota Denpasar.

Dari Hasil Survei, 80.5 Persen Responden Puas dengan Pemerintahan Koster-Cok Ace Selama Dua Tahun

2 Tahun Memimpin Bali, Koster-Cok Ace Keluarkan 40 Peraturan

Semua kantor MDA ini pembangunannya menggunakan lahan provinsi serta dana CSR, kecuali untuk Gianyar yang menggunakan APBD dan semua akan selesai pada Desember 2020.

“Kabupaten Badung dan Klungkung akan dibangun tahun 2021. Tapi tidak menutup kemungkinan Badung dan Klungkung akan dibangun akhir tahun 2020 karena sudah ada bantuan dari CSR lagi,” katanya.

Juga meningkatkan produksi dan omset busana adat Bali sebagai dampak dari Pergub Bali Nomor 79 tahun 2018 tentang penggunaan busana adat Bali.

6. Pengurangan sampah plastik

Sampah plastik berkurang sebanyak 90 persen di pasar modern, hotel, dan restoran.

Sementara untuk pasar tradisional berkurang sebesar 35 persen.

Menurutnya, ini adalah imbas penerapan Pergub Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai.

“Keberpihakan nyata pada kearifan lokal terlihat dengan menggeliatnya usaha destilasi arak Bali dengan dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020 tentang tata kelola minuman permentasi dan destilasi khas Bali. Ini kado istimewa kami kepada petani arak Bali,” kata Koster. 

7. Pembangunan infrstruktur

Di bidang infrastruktur, dua tahun masa kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, sudah melakukan beberapa pembangunan.

- Pembangunan shortcut Mengwitani-Singaraja sudah selesai untuk titik 3, 4, 5, dan 6.

Selanjutnya akan dilanjutkan pembangunan shortcut di titik 7, 8, 9, dan 10.

Dalam proses pembebasan lahan pihaknya menggunakan dana APBD Semesta Berencana sebesar Rp 193,5 miliar.

Sedangkan pembangunan shortcut menggunakan APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 968 miliar.

“Untuk pembangunan titik 7 dan 8 anggarannya sudah ada, namun karena Covid-19 diundur tendernya tahun ini, dan awal tahun 2021 dikerjakan lagi,” kata Koster.

- Pembangunan segi tiga Sanur-Nusa Penida-Nusa Ceningan yang ditarget selesai tahun 2021.

Pembangunannya menggunakan dana APBN Kementerian Perhubungan dengan pagu anggaran Rp 450 miliar.

Ditarget, pelabuhan ini selesai dibangun pada Juni 2021 dan akan diresmikan Menhub pada Agustus 2021.

- Penataan dan perlindungan kawasan Pura Besakih dengan membangun gedung parkir serta penataan bencingah.

Dananya sebesar Rp 900 miliar yang bersumber dari APBD Semesta Berencana sebesar Rp 400 miliar dan APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 500 miliar.

- Pembangunan pusat kebudayaan Bali di Klungkung dimana tahun 2020 ini dilakukan normalisasi Tukad Unda, pembebasan lahan, dan penyusunan desain dengan dana dari APBD dan APBN Kementerian PUPR.

- Penataan Stadion Kapten I Wayan Dipta yang akan digunakan untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2021.

Untuk anggaran penataannya sebesar Rp 190 miliar dari APBN Kementerian PUPR.

“Semula tidak jadi tempat Piala Dunia U-20, namun dengan pendekatan yang elegan langsung ke Ketua Umum PSSI, Bali dipilih jadi tempat penyelenggaraannya,” katanya.

Koster mengatakan, penguatan desa adat, perlindungan Pura Besakih, pembuatan pusat kebudayaan Bali, pembangunan shortcut serta pelabuhan segitiga pada abad-21 ini didedikasikan untuk kebangkitan dan kesinambungan kejayaan peradaban Bali sebagai Padma Bhuana dari era kerajaan Bali kuna dengan Raja Udayana abad ke-11 dan era Kerajaan Gelgel dengan Raja Dalem Waturenggong pada abad ke-15.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak termasuk para pengkritiknya dan dianggap sebagai tambahan energi. 

Ia juga mengatakan, kritik keras dan pedas yang disampaikan di media sosial dianggap sebagai kepedulian dan tanggungjawab pihak tersebut dalam pembangunan Bali.

Titiang Wayan Koster dan Tjok Oka Sukawati ngayah wau dua tahun (ngayah baru dua tahun), siap ngayah secara total, lascarya, niskala, sekala, untuk memimpin pembangunan Bali, melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan fokus, tulus, dan lurus,” katanya. 

(*)

Berita Terkini