Sedangkan Dr. Mike Farjam dari Linnaeus University, Swedia, menyampaikan materi dengan judul Role of Al in the Sustainability of Finance Industry.
“Kita sudah tahu beberapa negara sudah mengalami resesi akibat pandemi covid-19 ini. Untuk itu kita dalam bidang akademik melihat perspektifnya bagaimana kelangsungan bisnis di semua sektor selama adanya pandemi ini,” bebernya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa dalam sambutannya mengatakan, pesatnya perkembangan ekonomi, bisnis dan social yang disebabkan oleh munculnya teknologi digital, telah mengubah struktur ekonomi, bisnis dan tatanan kehidupan konvensional.
Lanjut dia, kondisi ini melahirkan society 5.0 yang hadir bersamaan dengan era revolusi industri 4.0 berpusat pada informasi dan data digital.
“Society 5.0 merupakan periode yang berpusat pada manusia dalam penyeimbangan kemajuan ekonomi dan memecahkan masalah social melalui integrase ruang maya dan ruang fisik,” terang Prof. Dasi
Sehingga, melalui society 5.0 ini, kecerdasan buatan akan mengubah data besar di semua lapisan masyarakat dan internet of things bakal menjadi kebijakan baru.
"Society 5.0 internet of things ini didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan dan membuka peluang bagi umat manusia, sekalipun dalam suasana pandemi Covid-19 ini," jelasnya. (*)