Baginya, rumah sakit dan tenaga medis kini sebagai benteng terakhir dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal itu dikarenakan situasi sekarang sudah semakin tidak jelas kapan puncak dari pandemi ini karena masih banyak yang belum dites dan tracing-nya juga cukup sukit.
"Sehingga sekarang ujung tombaknya betul-betul ada di tenaga medis sendiri. Sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada tenaga medis dan harus tetap semangat. Karena kemarin banyak juga mitra kerja di kedokteran dan perawat meninggal karena menangani pasien Covid-19," kata pria asal Buleleng ini.
Kariyasa menuturkan, bahwa pihaknya di Komisi IX DPR RI juga beberapa kali telah rapat dengan Pemerintah agar tenaga medis yang tangani Covid-19 dibantu dengan tunjangan.
Tunjangan tersebut bisa disalurkan melalui pemerintah pusat maupun dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di masing-masing daerah, baik di provinsi dan kabupaten/kota.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, I Wayan Sudana mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan melalui Komisi IX DPR RI.
Dirinya di RSUP Sanglah Denpasar mengaku merasa sangat terbantu sekali dengan adanya bantuan tersebut.
Hal itu dikarenakan penanganan kasus Covid-19 masih terus membutuhkan APD.
Ia menuturkan, tempat hunian tempat tidur di RSUP Sanglah kini sekitar 64 persen.
Kondisi ini sudah menurun dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
"Artinya masyarakat tidak perlu khawatir tidak mendapatkan tempat ketika membutuhkan penanganan," tuturnya.
Sudana menuturkan, bahwa pihaknya kini tidak hanya berfokus pada kuantitas tempat tidur, tetapi juga mengenai kualitas penanganan pasien.
Baginya, jika berbicara masalah kualitas penanganan pasien, pasti dikaitkan dengan berbagai hal yang dibutuhkan, seperti APD untuk tenaga medis, perawatan, termasuk alay oksigen konsentrat yang sangat dibutuhkan.
"Sekali lagi ini tentunya akan membantu kualitas penanganan untuk pasien Covid-19," kata Sudana. (*)