TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA -- Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa meluruskan pernyataannya terkait anggota koperasi yang ramai-ramai menarik simpanannya di masa pandemi Covid-19.
Menurut Ardiasa, hanya ada peningkatan volume penarikan uang simpanan koperasi oleh anggota, namun masih dalam batas rasional atau wajar.
"Hanya ada peningkatan volume penarikan uang, bukan beramai-ramai seperti itu," kata Ardiasa kepada Tribun Bali, Sabtu (26/9/2020).
Menurutnya saat ini koperasi di Klungkung masih aman.
Tidak ada yang kolaps karena pandemi walaupun sudah ada infromasi Indonesia akan mengalami resesi ekonomi.
Hal serupa diungkapkan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Klungkung Drs Ngakan Made Natha.
Walau kondisi ekonomi cukup salit, tapi menurutnya tidak ada koperasi yang sampai bangkrut.
"Volume peningkatan penarikan uang ada, Tapi menurut saya itu dalam batas yang rasional," ujar Ngakan Natha yang juga Ketua Koperasi Sri Nadi.
Menurutnya, dalam situasi saat ini yang dapat dilakukan koperasi untuk bertahan adalah menjaga likuiditas. Dapat berupa pembatasan mengeluarkan kredit serta meyakinkan anggota tidak menarik uangnya secara masif di koperasi.
"Masa sulit koperasi itu sebenarnya bulan Maret dan April lalu. Itu sangat terasa. Saat ini berangsur pulih.
Semoga ke depan kembali membaik. Memang ada kredit macet, tapi masih bisa dikontrolah," jelasnya.
Selain menjaga likuiditas, kata Made Natha, yang dapat dilakukan koperasi yakni memaksimalkan bidang usahanya.
Seperti diwartakan kemarin,sebagian warga masyarakat Kabupaten Klungkung, Bali, mengkhawatirkan dampak resesi ekonomi yang melanda Indonesia bulan September ini, Mereka pun menarik uang simpanan di koperasi.
Seperti diungkapkan I Putu Sudira asal Desa Tegak, Klungkung. Isu resesi membuatnya waswas menyimpan uang di lembaga ekonomi seperti koperasi maupun LPD (Lembaga Perkreditan Desa).
"Nanti takutnya sulit narik uang sendiri. Sekarang semua ekonomi kan lagi sulit," kata Sudira kepada Tribun Bali, Jumat (25/9).
Menurut Sudira, sudah memiliki rencana untuk menarik tabungannya di koperasi maupun di bank.
"Saya cari informasi berita saat resesi katanya yang aman menyimpan uang cash. Jadi rencana saya memang tarik tabungan untuk simpan cash saja. Takutnya seperti tahun 1998, bahkan bank macet karena krisis," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Gede Sumirsa Datu asal Desa Sampalan Tengah. Ia pun mengaku telah menarik depositonya di koperasi dan menabung di bank nasional.
"Di bank sepertinya lebih aman, walau bunga depositonya relatif kecil. Sekarang yang penting aman dulu karena di bank juga sudah terjamin lembaga penjamin simpanan," kata Sumirsa.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa tidak menampik adanya kekhawatiran masyarakat tentang dampak resesi ekonomi yang melanda Indonesia.
Menurutnya, saat ini koperasi simpan pinjam di Kabupaten Klungkung berada pada posisi sangat sulit.
Semenjak pandemi Covid-19, apalagi akan mengalami resesi ekonomi, masyarakat khawatir menabung uangnya di koperasi.
Menurut Ardiasa, ada satu koperasi di daerah itu yang telah mengeluarkan uang sebesar Rp 1 miliar karena anggotanya menarik tabungan mereka.
Diakuinya, masyarakat saat ini menilai lebih aman menyimpan uang di bank nasional. (mit)
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Wayan Ardiasa