Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Kementerian Kesehatan menggelar persiapan simulasi uji coba vaksin Covid-19 di Puskesmas Abiansemal 1, Kabupaten Badung selama 2 hari yakni pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2020 kemarin.
Lokasi ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya dilakukan persiapan serupa di Kota Bogor, Jawa Barat.
Turut hadir dalam persiapan simulasi, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan Daniel Tjen, Pjs Bupati Badung Ketut Ladnyana, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit M Budi Hidayat, Direktur P2PTVZ Didik Budijanto, dan Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Andi Saguni.
Hadir juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, Direktur RSUP Sanglah, Kepala KKP Denpasar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung I Nyoman Gunarta serta jajaran pejabat di Kabupaten Badung.
Kendati masih tahap simulasi, Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, M Budi Hidayat memastikan vaksin yang akan diberikan kepada peserta imunisasi aman.
Sehingga tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan, pasalnya vaksin terpilih telah melewati sejumlah rangkaian uji coba dan telah teruji secara klinis.
“Sekarang sedang diteliti dan diupayakan untuk meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi, kalau memang ada risiko pasti tidak akan kita lakukan. Yang sudah diberikan ini, yang sudah aman,” kata Budi melalui keterangan tertulisnya, Rabu (7/10/2020).
• Hamil di Tengah Pandemi Covid-19, Berbahayakah?
• Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Covid-19, Gedung Diklat ASN Banyuwangi Diberi Fasilitas Bak Hotel
Lebih lanjut, Budi menjabarkan, persiapan simulasi uji coba merupakan bagian dari kesiapan Indonesia untuk melakukan vaksinasi massal apabila sewaktu-waktu vaksin definitif Covid-19 telah ditemukan.
“Kita nunggu (uji coba), saat ini disiapkan dulu SOP, SDM, dan logistik yang diperlukan untuk menyatakan siap melakukan vaksinasi massal,” ucapnya.
Pihaknya menekankan keselamatan tenaga kesehatan dan peserta vaksinasi adalah prioritas utama.
Oleh karenanya, para tenaga kesehatan yang bertugas diarahkan menggunakan APD level 2 serta apron.
Sementara bagi masyarakat harus menerapkan 3M, yakni sebelum uji coba vaksin harus mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu, menggunakan masker, dan menjaga jarak aman antar peserta.
Dalam tahapan vaksinasi, nantinya peserta akan diskrining terlebih dahulu untuk mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki penyakit komorbid atau tidak.
Tahap ini disebut sebagai anamnase.
Jika peserta vaksinasi terindikasi memiliki penyakit penyerta (komorbid), maka akan diarahkan ke ruang pemeriksaan umum, lalu diberikan surat rujukan untuk selanjutnya dirujuk ke RS.
• Kasus Narkoba di Bali Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Kapolda: Kasus Kecil-kecil
• Pananganan Covid-19 di Klungkung Selaras Instruksi Provinsi dan Pusat
Sementara bagi peserta yang sehat, dapat menerima vaksinasi tahap pertama.
Usai penyuntikan vaksin, peserta tidak langsung pulang, melainkan harus menunggu selama 30 menit guna melihat apakah ada efek samping atau tidak.
Sembari menunggu, petugas puskesmas memberikan sosialisasi protokol kesehatan serta penerapan pola hidup bersih dan sehat di seluruh tatanan kehidupan.
“Jika vaksinasi tahap pertama selesai, nanti peserta akan diimunisasi lagi dua minggu kemudian,” kata Ni Nyoman Rai Sukadani selaku Penanggung Jawab Puskesmas Abiansemal 1.
Usai melihat dan mengevaluasi rangkaian simulasi uji coba vaksin Covid-19 kemarin, rombongan Kemenkes menuju RSUD Klungkung dan RSUD Sanjiwani Gianyar untuk meninjau kesiapsiagan RS dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Bertemu dengan jajaran direksi di kedua RS tersebut, Daniel menekankan kunci mengendalikan dan menghadapi pandemi Covid-19 adalah penegakan protokol kesehatan yang ketat termasuk di lingkungan RS, pengimplementasian pedoman penanganan Covid-19 revisi kelima oleh seluruh RS di Indonesia, serta kecepatan dan ketepatan dalam proses deteksi dini.
Melalui upaya tersebut diharapkan bisa menekan angka kasus baru, mengurangi angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
(*)