Penaganan Covid

Jokowi Akan Simulasi Vaksin di Bali, Ini Tahap Penyuntikan yang Direncanakan Pada Desember 2020

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -  Bali merupakan satu di antara daerah prioritas simulasi vaksin Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan ke Pulau Dewata untuk melaksanakan simulasi tersebut.

"Presiden direncanakan ke Bali untuk simulasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya di ruang rapat paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin (12/10/2020).

Menurut Suarjaya, ada dua daerah yang dipilih Presiden Jokowi untuk simulasi vaksin Covid-19 yakni Bogor dan Bali.

Baca juga: Pemerintah Siapkan DP Sebesar Rp 36,7 Triliun Untuk Vaksin Covid-19, Tiga Menteri Jemput ke Inggris

"Di Bali kita sudah siapkan di Puskesmas Abiansemal, Badung. Satu puskesmas saja," tutur Suarjaya.

Dia menjelaskan, dalam simulasi vaksin Covid-19 akan ditentukan sasaran mulai dari kategori umur hingga berapa kali vaksin dilakukan kepada seseorang.

Hal itu tergantung jenis vaksin yang bakal disimulasikan.

Saat ini vaksin masih disiapkan pemerintah pusat.

Dalam simulasi, lanjut Suarjaya, ditentukan alurnya mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, persyaratan, tempat vaksin, siapa yang melakukan vaksinasi dan sebagainya.

"Simulasi itu kan latihan sebenarnya," kata Suarjaya.

Ia mengatakan, pemerintah pusat berencana mulai memberikan vaksin pada bulan Desember 2020 mendatang.

Sembari menunggu vaksin tersebut, pihaknya menyiapkan tata cara pemberian vaksi melalui simulasi.

"(Simulasi) bukan berarti sudah ada vaksin untuk diberikan. Ini (simulasi) baru latihan, kalau ada vaksinnya begini caranya," demikian Suarjaya.

Tiga Menteri ke Inggris

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto menyebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri BUMN Erick Thohir sedang dalam perjalanan ke Inggris.

Ketiga orang menteri itu ke Inggris dalam rangka negosiasi final pengadaan 100 juta vaksin Covid-19 yang dipesan dari perusahaan AstraZeneca.

AstraZeneca adalah perusahaan Inggris yang menjalin kerja sama dengan pemerintah RI. AstraZeneca, lanjut Airlangga, telah berkomitmen menjual 100 juta vaksin Corona kepada pemerintah Indonesia.

"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta (vaksin), sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, untuk mempersiapkan 50 juta vaksin yang diorder pertama dan dibayar," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual BNPB di Jakarta, Senin (12/10/2020).

Pemerintah sudah menyiapkan uang down payment (DP) 50 persen yaitu 250 juta dolar Amerika atau Rp 36,7 triliun untuk 100 juta vaksin Corona dari perusahaan farmasi itu.

"Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta (vaksin) dan untuk itu diperlukan down payment sebesar 50 persen atau 250 juta," kata Airlangga.

Dana pengadaan vaksin tersebut menurut Airlangga sudah dianggarkan pemerintah dari sektor PEN.

Dana pengadaan vaksin diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CEPI melalui skema Covax Andvance Market Commitment (AMC).

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah telah mendapat komitmen penerimaan vaksin dari sejumlah perusahaan.

Di antaranya Sinovac Biotech Ltd, Sinopharm dan Cansino.

Vaksin dari tiga perusahaan itu akan diberikan setelah uji klinis fase III rampung.

Pemerintah Indonesia berharap pengadaan vaksin Covid-19 sampai dengan kuartal keempat bisa sebanyak 271,3 juta.

"Tahun ini diharapkan 30 juta vaksin, itu berasal dari salah satu Sinovac, Sinopharm dan AstraZeneca. Sinopharm itu di tahun 2020 sekitar 15 juta. Cansino menjanjikan kita sekitar 100 ribu di akhir Desember dan tahun depan sekitar 15 juta dan AstraZeneca," kata Airlangga.

"Kemudian berikutnya berbasis pada Bio Farma. Pemerintah sudah menurunkan Keppres. Ini diperkirakan untuk 160 juta dan bisa per tahap sampai tahun 2022," lanjutnya.

Airlangga menyebutkan, penanganan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif.

Indikatornya angka kasus terkonfirmasi positif secara nasional pada Senin, 12 Oktober 2020, hanya 19,97 persen. Angka ini membaik dibandingkan beberapa waktu lalu sebesar 22,1 persen.

Kesembuhan pasien Covid-19 turut menjadi indikator yang menunjukkan tren positif.

Angka kesembuhan per Minggu, 11 Oktober 2020 mencapai 76,48 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka kesembuhan global yang hanya 75,0 persen.

"Akibat menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi sehingga recovery read-nya naik. Dari segi case fatality rate, kita masih 35,5 persen dan angka itu di atas (fatality rate) dunia yang sebesar 2,9 persen," jelas Airlangga.

Indikator lainnya yakni dari 11 provinsi prioritas, tingkat kesembuhan di DKI Jakarta sangat tinggi yakni 82,17 persen dengan tingkat kematian 2,2 persen.

"Jawa Barat 64,11 persen, tingkat kematiannya rendah 1,9 persen," katanya.

Selain itu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit mengalami penurunan. Bed Occupancy Ratio turun dan angkanya kini 48,68 persen, sementara isolasi mandiri 47,59 persen.

Meskipun demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Satgas Penanganan Covid-19 melakukan pengawasan lebih detil di 12 Kabupaten/ kota yang kasus aktifnya di atas seribu.

Kota atau kabupaten tersebut di antaranya Ambon, Jakarta Utara, Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Jayapura, Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Pekanbaru, Jaksel, dan Jaktim.

"Kalau kita lihat positivity rate juga mengalami perbaikan yaitu ke 19,97 persen. Beberapa waktu lalu 22,46 persen khusus Indonesia dibandingkan dunia 22,1 persen. Indonesia masih lebih baik," jelas Airlangga.

Airlangga menyebutkan, Indonesia menjadi negara terbaik kelima dunia dalam penanganan Covid-19 secara berimbang, antara aspek kesehatan dan ekonomi.

Berbagai negara sudah melakukan penanganan Covid-19, dan Indonesia ini termasuk negara yang mampu menangani Covid-19 dengan kontraksi ekonomi relatif lebih rendah dari negara lain.

Bila dibandingkan dengan negara lain, confirmed fatality rate Indonesia relatif di bawah 4 persen.

"Sehingga kita di bawah beberapa negara antara lain Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan. Jadi kita ini termasuk Top 5 yang bisa menangani secara berimbang, antara Covid-19 maupun penurunan kontraksi ekonomi," ujar Airlangga.

Ia menambahkan, dengan hasil ini, pemerintah Indonesia berharap pada kuartal keempat mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa -1 sampai +0,6.

Fokus pemerintah untuk tiga bulan ke depan di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Protokol Kesehatan Covid-19, pengadaan vaksin dan mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

Untuk pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah menggelontorkan dana untuk sektor UMKM.

Saat ini, sudah hampir 100 persen digelontorkan kepada para pengusaha UMKM. (sui/tribun network/genik)

Berita Terkini