Berita Bali

Pengusaha Lokal Didorong Tembus Pasar Nasional, Kualitas SDM Tantangan Utama

Pengusaha Lokal Didorong Tembus Pasar Nasional, Handi Irawan : Kualitas SDM Tantangan Utama

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
PENDIRI - Pendiri Top Brand Award, Handi Irawan saat di InterContinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Bali, pada Selasa 12 Agustus 2025 malam. Pengusaha Lokal Didorong Tembus Pasar Nasional, Kualitas SDM Tantangan Utama 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pengusaha ternama Indonesia sekaligus pendiri Top Brand Awards, Handi Irawan Djuwadi mengungkapkan tantangan utama yang dihadapi pengusaha lokal untuk menembus pasar nasional, sedikitnya ada tiga hambatan utama.

Sebagaimana disampaikan Handi saat dijumpai Tribun Bali di sela kegiatan penghargaan prestisius Top Brand Awards di InterContinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Bali, pada Selasa 12 Agustus 2025 malam.

"Tantangan merk lokal UMKM untuk go nasional sangat banyak, nomor satu adalah kualitas SDM, dibalik Top Brand Award yang hebat tentu ada orang berkualitas, founder, manajemen berkualitas, inovatif, Direktur yang piawai memasarkan produk, berbagai stakeholder bisa tumbuh dalam konteks human resources," ungkap Handi. 

Dijelaskan dia, bahwa tidak sedikit perusahaan daerah yang memiliki produk unggul dan jiwa kewirausahaan yang kuat, namun kurang berani merekrut tenaga profesional di luar lingkar keluarga.

Baca juga: Ditinggal Tirta Yatra, Kios Tutup Terbakar di Desa Nyalian Banjarangkan Klungkung Bali

"Biasanya perusahaan di daerah kekurangan orang profesional, mereka hebat di entrepreneur bagus, kewirausahaan yang bagus, produk produk bagus , tapi saat go nasional tidak mudah," ucap dia.

"Mereka biasanya fokus menjadi perusahaan keluarga tidak berani merekrut profesional yang baik," sambung CEO Frontier ini.

Lanjutnya, yang menjadi tantangan kedua adalah ihwal distribusi, keski platform online mempermudah jangkauan nasional, sebagian besar omzet masih berasal dari penjualan offline yang memiliki biaya distribusi tinggi.

"Tantangan distribusi ini sebenarnya sudah berkurang dengan adanya platform online untuk masuk ke nasional, menjadi alternatif opsi pemasaran, yang lebih efisien dan cepat, jangkau nasional dengan mudah," bebernya.

"Tetap saja berhadapan kenyataan banyak produk sebagian omzet masih dari offline, sehingga hadapi tantangan distribusi di Indonesia tidak murah," sambungnya.

Berikutnya yang menjadi tantangan ketiga adalah aggaran komunikasi, di mana media sosial kini lebih kompetitif dan membutuhkan konten berkualitas, kolaborasi dengan influencer, serta inovasi digital, yang memerlukan biaya besar.

"Tantangan dalam hal budget, budget komunikasi misal memang medsos kelihatan murah tapi dibalik itu ada konten yang baik, influencer, butuh budget yang relatif besar juga," kata dia.

"Medsos tidak seperti 5-10 tahun yang lalu, sekarang sudah terlalu crowded, perlu inovasi dalam media digital, ini contoh tantangan merk UMKM seringkali tidak mudah go nasional," jabarnya.

Pihaknya mendorong merek daerah untuk merancang strategi yang dapat memperluas pasar hingga skala nasional. 

"Persaingan memang berat, apalagi dengan merek multinasional yang masuk ke Indonesia dengan modal besar, SDM mumpuni, dan strategi pemasaran matang,” jelasnya.

Berbeda dengan banyak penghargaan lain, Top Brand Awards murni berdasarkan survei tanpa proses penjurian. Konsumenlah yang menentukan merek mana yang benar-benar kuat di pasar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved