Kisah Warga di Perbatasan, Hidup Makin Sulit di Masa Pandemi Covid-19 dan Sejak Malaysia Lockdown

Editor: Widyartha Suryawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi salah satu jalan penghubung antar Krayan Tengah dan Krayan Induk, berlumpur dan mobil sering rusak sehingga harus ditarik mobil lain, masyarakat harus membayar Rp.12 juta pulang pergi untuk menyewa mobil.

TRIBUN-BALI.COM - Orang-orang yang tinggal di perbatasan selalu memiliki kisahnya tersendiri.

Demikian pula yang dirasakan warga di Dataran Tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Bagaimana kisah mereka di masa pandemi Covid-19?

Warga yang menjalani hidup di Dataran Tinggi Krayan jauh dari kata mudah.

Selain letaknya yang terisolasi di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, harga barang untuk kebutuhan hidup juga tinggi.

Keadaan itu semakin parah saat wabah virus corona merebak.

Baca juga: Sindiran Samad dan Saut Soal Rencana Pengadaan Mobil Dinas Pimpinan KPK Bernilai Miliaran Rupiah

Baca juga: Indomie Jadi Salah Satu Mi Instan Populer di Indonesia, Ini Sejarah dan Kekayaan Pemiliknya

Warga Krayan yang semula tergantung dengan barang dari Malaysia, kini kesulitan karena Negeri Jiran menerapkan kebijakan lockdown.

Sejak Malaysia mempersulit akses keluar masuk orang ke negaranya, harga sejumlah barang di Krayan mulai melambung.

Semisal gula pasir yang biasanya dijual seharga Rp 13.000 per kilogram, kini dijual Rp 45.000 per kilogram.

"Demikian juga dengan kebutuhan pokok lain, rata-rata naik beberapa kali lipat," kata Sekretaris Jenderal Lembaga Adat Dayak Lundayeh, Gat Khaleb, saat dihubungi Kompas.com Sabtu (17/10/2020).

Gat, tokoh adat di Krayan, menyebut barang yang harga paling meroket setelah Malaysia lockdown adalah semen.

Di Krayan, satu sak semen dalam keadaan normal dijual seharga Rp 300.000.

Kini, penjual baru mau melepas satu sak semen jika diberi uang Rp 1,5 juta.

Padahal, di Jawa dan Sumatera, harga satu sak semen tidak sampai Rp 100.000.

"Sudah macam Puncak Jaya harga material, paku saja susah dapatnya, makanya tidak ada warga yang bangun rumah sekarang," sebut Gat.

Halaman
123

Berita Terkini