Dari hasil pengintaian tersebut, kata Suriastawa, tim mengidentifikasi sebuah honai yang diduga kuat sebagai salah satu pos KKSB.
Juga diperoleh informasi dari masyarakat, KKSB beberapa kali meminta jatah dana satu desa yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum desa.
"Pada penindakan ini, terdapat seorang anak atas nama Meinus (6) yang mengalami luka di bagian pinggang kiri akibat rekoset (peluru nyasar)."
"Meinus kemudian dievakuasi ke Bandara Bilorai, Intan Jaya."
"Selanjutnya dibawa ke Timika untuk perawatan medis lebih lanjut dengan didampingi dua orang keluarganya," papar Suriastawa.
Bawa Sentimen Agama
Suriastawa menilai ada kecenderungan korban dari pihak KKSB dikaitkan dengan tokoh agama setelah peristiwa di Hitadipa.
TNI dan KKSB saling tuding terkait tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya, beberapa waktu lalu.
Di luar kasus Hitadipa, kata Suriastawa, terdapat tiga kasus yang oleh KKSB dikaitkan dengan tokoh agama.
Suriastawa mengungkapkan hal itu termasuk tanggal 19 Oktober lalu, di mana menurutnya KKSB melakukan intimidasi yang masif untuk mengibarkan bendera bintang kejora sambil berkumpul di rumah-rumah ibadah.
Ia pun menyayangkan hal tersebut karena membawa-bawa sentimen agama untuk kepentingan aksinya.
Untuk itu, dia mengingatkan KKSB tidak bermain-main dengan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).
Suriastawa mengatakan, TNI-Polri sangat menghormati tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di mana pun, termasuk di Papua.
"Tidak ada keuntungan berseberangan dengan tokoh-tokoh ini, apalagi membunuhnya."
"Justru TNI dan Polri sangat membutuhkan kerja sama para tokoh ini, karena dengan pengaruhnya yang sangat besar kepada masyarakat, dan seharusnya dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan masyarakat."