Pasar Bona dengan Style Bali Mulai Rampung, Pihak Desa Akan Studi Banding untuk Pengelolaan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasar Adat Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali dibangunan dengan arsitektur Bali, Minggu (1/11/2020)

Namun saat ini sudah terjadi perluasan, penambahan kios, dan saat ini terdapat lahan parkir yang lapang.

Melihat perubahan signifikan ini, kata dia, pihaknya akan mengelola pasar tersebut secara profesional.

Baca juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Bundesliga - Borussia Dortmund Hantam Arminia 2-0, Muenchen Ada di Puncak

Baca juga: Tunggu Bertahun-tahun, Le Min Ho Buka Saluran Youtube dan Unggah Perjalanan Karier yang Menyentuh

Karena itu, sebelum pasar beroperasi, pihaknya akan studi ke pasar-pasar yang sudah maju.

Adapun hal penting yang harus dipelajari, kata dia, mulai dari pengaturan pedagang, jam buka, sistem kontrak dan sebagainya.

"Nanti kami akan studi ke pasar-pasar yang sudah maju. Dulu saat pasar lama, hanya dijalankan begitu saja. Pedagang berdesakan, pokoknya seadanya saja," tandasnya.

Terkait pedagang yang akan diberikan tempat di pasar baru ini, Gusti Yasa akan mengutamakan pedagang sebelumnya yang berjumlah sekitar 50 orang.

Namun ia tak menampik terdapat banyak pedagang luar desa yang tertarik berjualan di pasar ini.

Namun saat ini ia belum bisa memutuskan apakah akan menerima pedagang dari luar desa atau tidak.

"Di masa pandemi, banyak masyarakat menjadi pedagang. Bahkan pedagang dadakan dari luar desa banyak yang mau ngontrak di sini. Tapi kami belum bisa pastikan."

"Dalam studi nanti, kami juga akan pelajari penerimaan pedagag dadakan ini. Namun yang pasti, pedagang yang sudah pasti diterima di pasar baru ini adalah pedagang yang sudah berjualan saat pasar ini ludes terbakar," tandasnya.

Pihaknya menegaskan, pengelolaan pasar ini nantinya tidak berorientasi bisnis adat atau desa adat tidak melihat pasar ini sebagai ladang penghasilan.

Namun keberadaan pasar ini, kata dia, hanya sebagai tempat perputaran ekonomi.

"Dari dulu, kami tidak menjadikan pasar sebagai ladang bisnis. Namun hanya bertujuan supaya roda ekonomi di Bona bisa berjalan. Bahkan dulu, terkadang per tahun pasar adat mepunia Rp 14 juta. Itu kami pakai untuk upacara tawur kesanga (sehari sebelum Nyepi," ujarnya. (*)

Berita Terkini