TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah sekian lama belajar dengan sistem dalam jaringan (daring) atau online akibat pandemi Covid-19, kini para siswa di Bali bersiap kembali belajar tatap muka di sekolah.
Para siswa pun menyambut antusias belajar tatap muka yang rencananya dimulai awal tahun 2021.
Seperti diungkapkan seorang siswa SMP di Denpasar, Ni Komang Mega Tri Utari, kepada Tribun Bali, Minggu (22/11/2020).
Bahkan Komang Mega mengaku sudah tak sabar kembali belajar di sekolah karena kangen suasana sekolah dan teman-temannya.
"Tentu sangat senang dengan rencana belajar tatap muka di sekolah. Apalagi sudah lama tidak sekolah. Sudah kangen sama suasana sekolah dan teman-teman," kata Mega sumringah.
Mega mengaku lebih senang belajar tatap muka di sekolah, dibanding belajar daring di rumah. Selama pembelajaran daring, ia merasa kesusahan karena tidak adanya langsung bimbingan dari guru.
Selain itu ia juga harus membeli kuota internet yang lebih banyak untuk belajar online.
Baca juga: Guru Besar Virologi dan Biologi Mulekuler Unud Sarankan Pembelajaran Tatap Muka Ditunda
"Kemarin-kemarin pas belajar online susah karena tidak adanya bimbingan langsung dari guru, semuanya online jadi kadang kurang paham sama pelajarannya. Dan kuota juga belinya harus lebih untuk belajar online," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
SKB itu memperbolehkan sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang bisa dimulai pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 pada Januari 2021. Pembukaan sekolah ini pun tidak tergantung pada zona wilayah pada masing-masing daerah.
Tak hanya siswa, guru-guru pun menyambut antusias rencana belajar tatap muka ini.
“Dengan adanya sekolah tatap muka ini diharapkan membuat proses pembelajaran yang sempat tersendat akibat Covid-19 dapat berjalan dengan normal kembali,” ujar seorang guru yang mengajar di salah satu Sekolah Dasar Kota Denpasar, Ni Putu Nuristya Dewi, kemarin.
Menurutnya, belajar daring selama ini kurang efektif karena pembelajaran kurang tertuju pada sasaran yaitu siswa.
“Kebetulan saya guru pada jenjang SD yang mana anak-anak SD belum full difasilitasi dengan HP atau PC, yang juga menyebabkan pembelajaran kurang efektif," ungkapnya.
Selama pembelajaran daring ini, khususnya pada siswa yang masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar, dibantu oleh orangtua belajar di rumah. Banyak orangtua yang mengeluh dengan kondisi ini.