Termasuk pula implementasi kepada masyarakat dan juga kepada pelaku pariwisata, para stakeholder yang telah memberikan dampak positif dan memberikan daya dukung yang kuat dan kebijakan pemerintah.
Disamping untuk mendapatkan masukan, aspirasi dari masyarakat, pelaku pariwisata sebagai aspirasi dari masyarakat, sebagai dasar untuk membuat kebijakan kedepan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada serta cocok dengan kebutuhan yang diharapkan.
Dengan demikian kebijakan dari sisi manfaat dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga kepada asosiasi, masyarakat dan pelaku usaha pariwisata.
Saat ini dunia dilanda pandemi Covid-19 termasuk Bali yang memberikan dampak begitu signifikan terhadap kesehatan, yang kemudian berimbas kepada ekonomi.
"Terlebih Bali sektor ekonominya yang sangat bertumpu pada pariwisata, untuk itu sebagai langkah perlu dilakukan dalam mengatasi hal tersebut. Khususnya membangun pariwisata diera pandemi ini dengan mengajak seluruh stakeholder pariwisata di Bali untuk bekerjasama dalam meningkatkan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena dalam melakukan perjalanan wisata masyarakat atau para wisatawan saat ini lebih menginginkan kepercayaan bahwa di tempat tersebut adalah aman dan disiplin dalam menerapkan protokol," tegasnya.
Dalam mendukung upaya penerapan protokol kesehatan Covid-19 khususnya berbasis CHSE dengan baik dan benar di obyek wisata, hotel, restoran, akomodasi dan lainnya Pemkab Badung melakukan sertifikasi.
Yuyun menuturkan hingga saat ini hampir 300 industri lebih telah tersertifikasi Protokol Kesehatan Covid-19 berbasis CHSE, tetapi belum semuanya tersertifikasi.
"Kalau CHSE ini tidak menjadi kunci pegangan kita dalam berpromosi, tentunya kepercayaan wisatawan tidak bisa cepat kita raih. Sehingga kita berharap pelaku usaha di Kuta Selatan, Kuta dan Kuta Utara baik juga mitra-mitra kita, SDM-SDM kita semuanya ini harus (CHSE) jadi pegangan patokan utama kita bahwa Bali siap tentunya dengan protokol kesehatan yang kuat," tegasnya.
Bagi yang belum tersertifikasi protokol kesehatan diharapkan segara cepat menyiapkannya jangan sampai ada yang menurunkan citra keamanan dan kenyamanan wisatawan itu dengan tidak menerapkan prokes.
Semua stakeholder pariwisata yang hadir pada gathering ini merupakan bagian dari penguatan kita seperti apa penerapan CHSE kedepan menjadikan harga mati untuk kita terapkan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menambahkan untuk tingkat Provinsi sementara terbaru sudah mencapai 850 industri telah tersertifikasi karena mengelola pariwisata dalam era pandemi Covid-19 ini, tentu kita harus memposisikan diri kita supaya market kita juga merasa safe ke Bali melalui penerapan protokol kesehatan itu.
Selain kita memberikan sertifikasi, kita tetap juga memediasi dan mengedukasi masyarakat karena pariwisata itu mustahil kalau kita bangun oleh Dinas Pariwisata itu sendiri.
Keterlibatan dari semua pihak untuk menjaga agar ekonomi tetap jalan, sosial tetap jalan dan ekonomi tumbuh.
Oleh karena itulah kita mohon peran pentahelik termasuk peran dari media termasuk bagaimana kita mengedukasi masyarakat dan juga menginformasikan hal-hal yang positif tentang Bali sebagai daerah wisata internasional.
"Karena kalau ini (protokol kesehatan) kita tidak bagus tentu akan sulit untuk kita memulihkan ekonomi. Dengan diselenggarakannya acara seperti saat ini dan hadir dari beberapa stakeholder mari kita berkolaborasi bersama untuk menciptakan image Bali paling siap di Indonesia kalau kita akan menerima wisatawan mancanegara," imbuh Putu Astawa.