TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Hasil kerajinan warga mulai menggeliat secara perlahan pasca perekonomian dunia lumpuh akibat pandemi Covid-19.
Satu diantaranya kerajinan pembuatan dandang di Banjar Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamataan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sejak satu bulan terakhir, permintaan dandang mulai ada di pasaran walaupun jumlahnya tak sebanyak sebelum pandemi Covid-19.
Per harinya pengrajin mampu menjual sekitar 30-40 unit.
Baca juga: Polres Gianyar Terus Gencarkan Sosialisasi 3M
Baca juga: Viral di TikTok, Curhat Gadis Batal Nikah Padahal Persiapan Sudah 80 Persen, Undangan Siap Disebar
Baca juga: AS Roma Tundukkan Young Boys, Langkah Napoli Tertahan di Markas AZ Alkmaar
Sedangkan sebelum Covid-19, penjualan dandang bisa mencapai angka 60-80 per hari, tergantung permintaannya.
Pengrajin dandang asal Banjar Kecicang Islam, Kasmiun mengaku, hasil kerajinan dandang sudah mulai menggeliat.
Pedagang di pasar sudah berani membeli dalam jumlah banyak.
Seperti pedagang di Pasar Tukad Ling Kecamatan Kubu, Pasar Pesangkan Kecamatan Selat dan Pasar Rubaya Kecamatan Kubu.
"Dulu permintaan sempat menurun. Pedagang (dandang) sekitar pasar banyak yang mengeluh karena sedikit permintaan. Kemudian perlahan mulai menggeliat, dan permintaan mulai ada,"ungkap Kasmiun saat ditemui Tribun Bali di gudang tempatnya bekerja, Jumat (4/12/2020).
Pihaknya mengaku bersyukur kerajinannya kembali menggeliat di tengah pandemi Covid-19.
Dalam seminggu pengrajin mampu membuat 200 sampai 250 unit, dan laku terjual semuanya.
Harga dandang bervariatif tergantung ukurannya.
Ukuran yang besar harganya Rp. 15 ribu, sedangkan yang kecil Rp. 10 ribu-an.
"Alhamdulillah sekarang lancar. Selesai buat dandang langsung dibawa pedagang sekitar pasar di Karangasem, dan di luar Karangasem. Seperti Klungkung, Bangli, Singaraja. Seandainya dijual keliling Insyallah barang habis,"imbuh Kasmiun.
Ditambahkan, saat ini pengrajin alami kesulitan di bahan dasar untuk membuat dandang, aluminium.