" Sebelum pandemi penjualannya 100 -150 botol ,tapi sekarang cuma 50 -70 an dalam sehari. Semuanya saya kerjakan sendiri. Kalau omzet kurang lebih 350 ribu ", Jelasnya.
Saat ditanya omzet saat ini, ia menjawab tidak bisa menentukan. Sebab daya beli menurun.
" Omzet sekarang tidak tentu, di awal pandemi saya sempat tidak berpoduksi". Paparnya.
Dari wirausaha yang digeluti, ia sempat menyicil motor, membantu orang tua, membayar biaya sekolah dan menutupi kebutuhan sehari hari dirinya.
"Dulu sempat nyicil motor dapat dari pameran tahun lalu. Saya bisa DP motor, sekarang pandemi, saya jarang produksi dan gak ada pemasukan dan motornya sekarang ditarik ". Jelasnya.
Ni Putu Trisnawati, Kepala Sekolah SMK Parada , menjelaskan pameran hasil karya peserta didik dan start up bisnis mendapat bantuan dari Direktorat SMK tahap dua.
"Kami mendapatkan bantuan dari Direktorat SMK tahap dua. Sebelum pameran kita buka, kami sudah melaksanakan pendampingan pada siswa,” katanya disela-sela acara pameran.
Pihaknya berharap pameran ini akan terus berlanjut dan bisa menjadi percontohan SMK-SMK di Bali.
" Kami berharap dari pameran ini berkelanjutan tidak berhenti disini saja. Kami memiliki potensi besar untuk anak anak kami . SMK parada mencetak wirausaha bisa meluluskan insan muda atau anak muda yang memiliki jiwa enterpreneurship". Pungkasnya.
Pihak sekolah juga mengembangkan kurikulum materi produk kreatif dan kewirausahaan untuk para siswa.
" Disini kami tidak hanya memberikan kompetensi sesuai jurusan mereka tapi juga membekali mereka dengan enterpreneurahip itu sendiri. Ada pembekalan Di materi produk kreatif dan kewirausahaan. Kami juga mengembangkan kurikulum materi produk kreatif dan kewirausahaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia industri". Terangnya.
Ia menegaskan pihak sekolah memfasilitasi dan sekaligus menjadi inkubator untuk siswa-siswi dapat bewirausaha.
“Pihak sekolah memfasilitasi dan sekaligus menjadi inkubator untuk siswa-siswi dapat bewirausaha. Para siswa tidak hanya menghasilkan produk dari bahan mentah menjadi barang jadi tapi juga memberikan pengajaran untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan". Tandasnya.
Pameran hasil karya peserta didik dan start up bisnis yang diikuti 66 siswa ini dbuka secara umum mulai tanggal 7-12 Desember mendatang.
Produk yang dipamerkan yakni produk kuliner dan non kuliner. (*)