Grafik Kasus DBD di Badung Menurun, Diskes Antisipasi Lonjakan Kasus Terjadi di Awal 2021

Penulis: I Komang Agus Aryanta
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Nyoman Gunarta

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Memasuki akhir tahun 2020 ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten Badung mulai mereda.

Padahal musim penghujan masih saja berlangsung.

Kendati demikian Dinas Kesehatan (Diskes) setempat mengantisipasi, adanya lonjakan kasus di awal tahun 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dr Nyoman Gunarta mengatakan di musim penghujan ini sangat berpotensi adanya pengembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Baca juga: Pencurian Pratima di Badung Terjadi Lagi,Kini 2 Pura di Banjar Sigaran Abiansemal Diobok-obok Maling

Baca juga: 12 Tahanan Polresta Denpasar Ikut Berpartisipasi dalam Pencoblosan Pilkada Serentak 2020

Baca juga: Muncul Kobaran Api dari Sisa Pembakaran Sampah, Bangunan Gudang Plastik di Denpasar Nyaris Terbakar

Kendati demikian pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada akan bahaya DBD yang terjadi.

“Memang kasus DBD di Badung mengalami penurunan sampai akhir tahun ini. Namun karena kini memasuki musim hujan kita tetap waspada,” ujar Dr Gunarta saat dikonfirmasi, Rabu (9/12/2020).

Dirinya mengatakan, meski kini kasus mengalami penurunan, namun pihaknya mengantisipasi adanya lonjakan kasus di awal tahun 2021.

Pasalnya di musim penghujan in, nyamuk akan berkembang biak terlebih dahulu.

Sesuai data dari Dinas Kesehatan dari bulan  Desember 2020 hingga hari ini baru ada sebanyak satu kasus DBD.

Bahkan jika dilihat dari grafik, kasus terus menurun dari bulan April 2020.

Pada bulan april sendiri kasus DBD di Badung mencapai 746 kasus.

Bulan selanjutnya atau bulan Mei mengalami penurunan dengan kasus sebanyak 613, Juni sebanyak 200 kasus, Juli 90 kasus, Agustus 60 kasus, September 21 kasus, Oktober 15 kasus, dan November hanya 7 kasus DBD.

“Puncaknya pada bulan April sampai 746 kasus, namun sebelumnya di triwulan pertama tidak sebanyak itu yakni Januari 99 Kasus, Februari 234 kasus dan Maret 484 kasus,” jelasnya.

“Total di tahun 2020 ini sampai sekarang ada sebanyak 2570 kasus DBD di Badung,” imbuhnya.

“Karena grafik mengalami penurunan, kami tetap mengantisipasi lonjakan kasus di awal tahun atau bulan Januari mendatang. Sehingga kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, ditengah musim hujan ini dan adanya covid-19,” bebernya sembari mengatakan di era pandemi jangan sampai kita lengah dengan kasus lainnya terutama DBD.

Baca juga: Hasil Pilkada Solo 2020, Gibran Rakabuming-Teguh Unggul Telak di TPS Tempat Bagyo Memilih

Baca juga: Motif Pelaku Mutilasi DS di Bekasi, Kesal karena Kerap Dipaksa Disodomi Berkali-kali oleh Korban

Baca juga: Hanya 3 Hari, PROMO KFC Diskon 50 Persen: 5 Potong Ayam Hanya Rp 41.818

Mantan Dirut RSD Mangusada itu menginginkan masyarakat agar tetap memantau lingkungan sekitar.

Pasalnya di musim penghujan ini akan banyak terdapat genangan air dan sampah yang menjadi media  pengembangan nyamuk tersebut.

 “Kita harus antisipasi sejak dini, jangan sampai baru ada kasus baru melakukan pembersihan lingkungan,” katanya.

Pihaknya mengaku untuk di Dinas Kesehatan sudah menyiapkan bahan-bahan Insektisida untuk persiapan Fogging.

Kendati demikian, untuk di kabupaten Badung sendiri dirinya mengutamakan pencegahan dengan melakukan pembersihan di lingkungan sekitar.

“Kalau fogging itu yang lebih rasionalisasi untuk mencegah resistensi dari Nyamuk Aedes Aegypti,” jelasnya

Dirinya pun berharap, masyarakat mau menjaga lingkungannya secara mandiri. Sehingga di tahun 2021 tidak ada lonjakan kasus DBD yang signifikan.

 “Tentu harapan kami kasus DBD tidak semakin meningkat. Mungkin kalau ada tidak sampai seperti tahun ini,” tungkasnya. (*)

Berita Terkini