Selain itu, anggotanya juga belajar melukis, menyanyi dan menari.
Bahkan pihaknya juga menyewa tanah seluas 10 are untuk kegiatan bercocok tanam organik setiap akhir pekan.
"Kriteria anggota di yayasan ini hanya disabilitas daksa dikarenakan semua mandiri di sini, mulai dari pengurus hingga anggotanya. Mereka ke pasar, masak juga mandiri," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan, I Wayan Damai mengatakan awal pendirian yayasan ini yakni terinspirasi dari yayasan serupa di Jogja.
"Kami akhirnya mulai dengan ngumpul dari satu rumah ke rumah lainnya dan akhirnya terbentuklah yayasan ini," katanya.
Yayasan ini berupaya menguatkan mental para anggota sehingga bisa beraktivitas senagaimana orang normal lainnya.
Saat ini selain bekerja di yayasan, anggotanya juga bekerja beberapa perusahaan salah satunya perusahaan Jepang untuk membuat rambut palsu di Ubud.
"Kalau saya kerja di bagian olahraga, dan waktu ini sempat juara di cabor hand cycling di Malaysia," katanya.
Bahkan menurutnya, yayasannya ini juga memiliki galeri lukis. (*)