1. Sensitivity 92%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif Covid-19 dengan peluang 92%.
2. Specificity 94%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca tanda negatif Covid-19 dengan peluang 94%.
3. Positive Predictive Value (PPV) 87%. Hal ini mengandung arti, bahwa yang benar-benar (true) positif dari hasil deteksi dengan GeNose C19, adalah 87 pasien dari 100, misalkan. Adapun 13 diantaranya false negative. Dengan kata lain, “Jika tes seseorang positif, berapa probabilitas dia betul-betul menderita penyakit?”.
4. Negative Predictive Value (NPV) 97% artinya bahwa yang benar-benar (true) negatif dari hasil deteksi dengan GeNose C19 adalah 97 pasien dari 100, misalkan. Adapun 3 diantaranya false negative. Bisa juga dikatakan, “Jika tes seseorang negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak menderita penyakit?”.
5. Positive Likelihood Ratio 16.4x artinya akan lebih sering mendapati 16.4 kali pasien positif dibanding negatif.
6. Negative Likelihood Ratio 0,09x artinya akan mendapati 0,09 kali pasien lebih sering negatif dibanding positif.
Kerjasama banyak pihak
Paripurna menegaskan, keberhasilan tim ahli UGM mengembangkan GeNose C19, merupakan hasil kerjasama dan dukungan dari banyak pihak.
"Hal ini merupakan kata kunci, dari keberhasilan kolaborasi Universitas, dengan industri, pemerintah, masyarakat dan juga media untuk mendorong kami sehingga inovasi ini menjadi kenyataan," ucap Paripurna.
Di pihak lain, ketua tim pengembang GeNose, Prof. Kuwat Triyana juga memberikan apresiasi kepada banyak pihak yang telah mendukung UGM.
“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” terangnya.
Kuwat berharap, meski jumlah GeNose masih terbatas, yakni 100 unit, namun dapat memberikan dampak maksimal.
Dia bilang, satu alat GeNose mampu melakukan 120 tes per hari, sehingga dengan 100 alat dapat melakukan 12.000 tes per hari.
Asumsi 120 tes per alat itu, lanjut Kuwat, berangkat dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan waktu 3 menit, termasuk pengambilan nafas.
"Sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang, dan bila efektif alat bekerja selama enam jam,” imbuh Kuwat.