“Dengan menggunakan teknologi seperti big data dan pendekatan kekinian untuk memetakan, baik dari segi potensi maupun penguatan, serta memastikan para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan,” jelas Menparekraf Sandiaga Uno.
Tak hanya inovasi dari segi promosi saja, Kemenparekraf juga akan berinovasi dalam hal produk yang ditawarkan.
Seperti produk-produk berupa pariwisata luar ruangan, sport tourism, health tourism, wellness tourism, ekowisata, bahkan hingga medical tourism.
Strategi kedua adalah adaptasi.
Salah satunya adalah mengadaptasi protokol kesehatan berbasis CHSE (cleanliness, health, safety, and environment) di setiap destinasi pariwisata dan lini ekonomi kreatif.
Protokol berbasis CHSE ini akan jadi kunci promosi dalam upaya mempercepat pulihnya kepercayaan wisatawan terhadap sektor pariwisata dalam masa pandemi.
"Promosi dengan adaptasi baru ini kita lakukan antara lain dengan menggelar mega event, mega famtrip, maupun MICE roadshow ke berbagai sumber wisman," tutur Sandiaga.
Selain adaptasi CHSE, Sandiaga juga menyebut soal pengembangan e-HAC (electronic-Health Alert Card) yang harus diperluas.
Contohnya, memperluas cakupan e-HAC bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan penyedia jasa telekomunikasi agar nantinya tak hanya bisa mendata kunjungan saja tapi juga bisa memantau pergerakan sebagai salah satu upaya crowd control.
“Strategi ketiga, berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, akademisi, universitas, serta masyarakat dan dunia usaha dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air,” tutup Sandiaga.
(Kompas.com/Syifa Nuri Khairunnisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sandiaga Targetkan Kunjungan Wisman hingga 7 Juta pada 2021"